HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 25 Mei 2014

Khotbah Minggu, 25 Mei 2014

SIKAP HATI YANG DIPERKENAN ALLAH
Ayat Pokok: Kisah Rasul 13:22-23
Oleh: Pdt. Rudy Makal (GPdI Duri Kepa, Jakarta)

Ada satu hal yang Tuhan tidak dapat perbuat untuk kita yaitu Dia tidak dapat meninggalkan kita. FirmanNya dalam Ibrani 13:5 “… Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”  Bahkan dalam Matius 28:20 Yesus berkata, “… Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Rasul Paulus dalam pemahamannya tentang kasih Kristus begitu luar biasa. Dalam Kisah Rasul 13:22-23 Paulus memberi penekanan secara khusus bahwa bangsa Israel diangkat dan dipilih Allah untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain, dan Israel telah ditetapkan menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.

Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja Israel. Tentang Daud, Allah menyatakan: “Aku telah mendapatkan Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.”

Mengapa Daud berkenan di hati Allah?
1. Daud memiliki keintiman / akrab / bergaul dekat dengan Allah.
Dalam Mazmur 5:4 Daud berkata, “… pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, …” Daud yakin Allah melihatnya. Keyakinannya ini dikarenakan ia bergaul akrab dengan Tuhan. Ia memiliki kerinduan untuk selalu bersekutu dengan Tuhan. Ini merupakan pilihan hati Daud.

Yesus setelah bangkit dari kematian, Ia seringkali datang melawati murid-muridNya. Mengapa? Karena Dia ingin membangun keintiman. Yesus mengerti, setelah Ia naik ke sorga, murid-murid-Nya akan pergi melayani sendiri, dan Ia tahu kelemahan mereka. Sebab itu Ia merasa perlu membangun keintiman supaya mereka diperteguh dalam iman, sehingga ketika murid-murid pergi melayani, mereka pergi dengan keberanian dari Tuhan.

Begitu penting dalam hidup untuk selalu dekat dengan Allah. Daud selalu rindu untuk menjumpai Tuhan lewat doa-doanya, puji-pujian dan firman Tuhan, bahkan ketika dikejar-kejar Saul pun Daud masih bisa berkata, “Seperti rusa yang rindu aliran sungai, demikian jiwaku rindu akan Engkau.” Tidak ada yang lebih indah selain memiliki sikap hati yang dipenuhi dengan kerinduan akan lawatan Tuhan.

Dalam Wahyu 2:4-5 Tuhan mencela jemaat di Efesus karena telah meninggalkan kasihnya yang semula. Kitab Amsal mengatakan bahwa dengan siapa kita bergaul menjadi penting. Bila kita bergaul dengan Tuhan berarti kita mengimpartasi, menyalurkan segala karakter, berkat, sifat Allah dalam hidup kita. Bergaul akrab dengan Tuhan, kita akan dikuatkan/ditopang sehingga mampu menghadapi situasi dunia saat ini yang penuh dengan kesulitan. Banyak contoh dalam Alkitab orang yang bergaul karib dengan Tuhan.

Henokh, diangkat hidup-hidup oleh Allah. Paulus, berketetapan Yesus adalah satu-satunya yang dapat menolong kehidupannya. “Siapa yang dapat memisahkan aku dari kasih Kristus?” Begitu intim, begitu dekat,  kasih Allah menguatkan dan menyertai Paulus. Sekalipun mengalami penderitaan dicerca, dianiaya, dicemeti, serta dijebloskan ke dalam penjara, dalam Filipi 4:12-13 ia berkata, “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan … Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Orang setia tidak akan dibiarkan Tuhan. Allah pasti memberkati, menguatkan dan menolong.

2. Daud mengandalkan Tuhan.
Ketika menghadapi Goliat; kepada tentara Filistin yang berbadan jauh lebih besar daripada Daud, Daud berkata, “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu” (Mazmur 17:37). Daud berhasil mengalahkan Goliat karena Ia mengandalkan Tuhan. “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, ….” (Yeremia 17:7).

3. Daud memiliki pandangan yang benar.
Saul membenci Daud karena orang Israel mengelu-elukan Daud setelah mengalahkan Goliat. Berulang kali Saul mencoba membunuh Daud. Sebaliknya Daud, ada banyak kesempatan bisa membunuh Saul, tetapi tidak dilakukannya.

Mengapa? Sebab Daud memiliki pandangan positif. Ia berkata, “Jangan mengusik orang yang diurapi Tuhan.” Perkataan ini merupakan cermin sikap hati yang dimiliki Daud. Ia bukan hanya intim dengan Tuhan, ia bukan hanya mengandalkan Tuhan, tetapi ia juga memperhatikan orang lain dan berlaku jujur.

“Jadi akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu”  (Filipi 4:8).

“Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya”  (Mazmur 37:23). “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, ….” (ay. 25). Daud seringkali menghadapi ancaman, namun pada akhirnya ia keluar sebagai pemenang. “Dengan Allah kita melakukan perbuatan-perbuatan yang gagah perkasa.”

Pergumulan apa yang saudara sedang alami? Renungkan firman Allah ini, jadikan pegangan dalam hidup kita. Allah kita lebih besar daripada semua masalah yang kita hadapi. Mungkin orang meninggalkan kita, mungkin saudara melupakan kita, tetapi Yesus sahabat kita tidak pernah meninggalkan kita. Ia tetap sama dari dulu, sekarang dan sampai selamanya. Tuhan memberkati kita.

Must Read