HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanIman Abraham 2, Iman yang Progresif

Iman Abraham 2, Iman yang Progresif

Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. Ibrani 11:17-19

Saya sering menyebut Ibrani 11:19 bukti Abraham adalah Bapa orang beriman. Iman Abraham luarbiasa. Kalau boleh, izinkan saya menamakan iman Abraham adalah iman progresif. Alasannya sederhana. Zaman dimana Abraham hidup belum dikenal apa yang disebut KEBANGKITAN. Tetapi Abraham dalam kesederhanaannya mampu menjangkau kerja Allah yang luarbiasa ini dengan iman. Abraham sanggup berpikir dalam imannya Allah dapat membangkitkan Ishak, kalau Ishak mati.

Setiap kita yang percaya kepada Kristus tentu punya iman.  Kita semua sepakat hanya iman yang mampu membuat Allah bekerja di tengah pergumulan kita. Sayangnya tanpa sadar sering kita membatasi kerja Allah. Kita sering memaksa Allah bekerja sesuai dengan yang kita minta. Salah? Tidak juga. Bukankah Tuhan Yesus sendiri yang berkata: mintalah maka kamu akan mendapatkan. Sayangnya dengan begitu kita tidak mungkin melihat kerja besar Allah yang jauh melampaui apa yang dapat kita minta.

Abraham tidak membatasi imannya hanya pada apa yang dapat ia minta. Dalam imannya Abraham memberi tempat kepada otoritas Allah yang sanggup melakukan yang jauh lebih besar dari apa yang dapat diminta atau dipikirkannya. Abraham tahu Allahnya besar dan sangat berkuasa.

Kalau kita ingin melihat dan mengalami pekerjaan-pekerjaan besar dari Allah, ada baiknya kita mencontoh cara beriman Abraham yang progresif. Kita memohon apa yang dapat kita minta dari Allah. Tetapi kemudian kita juga memberi tempat Allah bekerja sesuai dengan otoritasnya. Kelak kita tidak hanya akan melihat Allah melakukan apa yang kita minta dari-Nya. Tetapi kita juga akan mengalami pekerjaan besar Allah yang melampaui apa yang dapat kita minta atau pikirkan.

Doa: Tuhan Yesus, saya ingin belajar memberi tempat kepada otoritas-Mu kepada setiap permintaanku. Agar Engkau lebih leluasa melakukan karya besar-Mu yang melampaui permintaanku atas pergumulanku. Amin.

Must Read