HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 17 Agustus 2014

Khotbah Minggu, 17 Agustus 2014

SETIA
Ayat Pokok: 2 Samuel 11:6
Oleh: Ps. DR. Stefan Sos, Canada

Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: “Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku.

Kita mengenal kisah kelam kehidupan raja Daud ketika ia jatuh dalam dosa perzinahan.  Namun kali ini, saya ingin mengajak saudara untuk fokus pada satu sosok menarik: Uria, orang Het!  Ia adalah suami Batsyeba – perempuan berparas sangat elok rupanya, yang telah menawan hati raja Daud.

Uria
Jika harus menggambarkan Uria dengan satu kata, maka kata yang tepat ialah: setia!  Uria adalah seorang yang setia.  Ia setia kepada isterinya, setia pada komandan (Yoab) dan rajanya (Daud).

“Tetapi Uria berkata kepada Daud: “Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku?  Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!” – ayat 11.

Kita sangat membutuhkan orang-orang yang setia.  Orang yang dapat dipercaya – kepada siapa kita bisa mempercayakan sesuatu!  Uria setia sampai akhir hayat.  Apakah saudara termasuk dalam kategori orang yang setia?  Setia kepada Allah dan pelayanan?

Uria, Orang Het
Siapakah Uria, orang Het itu?  Bagaimana seorang non Yahudi bisa berjuang sebagai tentara Israel?
Tentang orang Het, inilah Firman Tuhan kepada Musa tatkala bangsa Israel berjalan dari Mesir menuju tanah perjanjian, “melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.” – Ulangan 20:17.

Het adalah bangsa pertama yang ditargetkan untuk dibinasakan dan ditumpas!  Namun rupanya Uria mendapat kemurahan Tuhan.  Uria berarti “Tuhan adalah Terangku”.

Sesungguhnya, saudara dan saya sama seperti Uria, orang Het itu.  Kita semua ada di bawah vonis kematian: sebab upah dosa adalah maut – Roma 6:23.  Setiap manusia dilahirkan di bawah kuk kematian!  Tetapi puji Tuhan, di kayu salib 2000 tahun lalu, Yesus telah menghapuskan surat hutang kita – Kolose 2:14.  Dia menebus dan membebaskan saudara dan saya dari vonis kematian!

Setia
Kesetiaan Uria tak perlu diragukan!  Tapi mengapa kesetiaan Uria berbuah kematian?  Mengapa Uria harus mati, sementara orang yang melakukan perzinahan tetap hidup? 

Dengan kematiannya, saya percaya, sesungguhnya Allah menyelamatkan Uria dari dukacita, sakit hati, kemarahan dan kebencian yang mendalam, seandainya ia kemudian mengetahui perzinahan raja Daud dengan isteri yang amat dikasihinya!  Melalui kematiannya, Allah justru menyelamatkan jiwa Uria!

Hidup memang tidak adil.  Saudara dan saya takkan memperoleh keadilan di dunia ini!  Keadilan hanya ada di dalam Allah!

Kesetiaan Uria diperhitungkan dan tidak dilupakan Allah:
• Uria tercatat sebagai salah satu pahlawan Israel – 2 Samuel 23:39;
• Nama Uria tercatat dalam silsilah Tuhan Yesus Kristus – Matius 1:6.

Lalu bagaimana dengan Daud? 
“Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu
  yang datang dari kaum keluargamu sendiri.  Aku akan mengambil isteri-
  isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu
  akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari…” – 2 Samuel 12:11.
• Anak hasil perzinahannya, mati di usia 7 hari.

Apakah hidup terasa tak adil?  Begitu banyak orang tampak hidup jauh “lebih baik” dan “lebih diberkati” meski hidup di luar Tuhan? 

Jangan kecil hati! Tetaplah setia!  Sebagaimana mata Allah senantiasa tertuju kepada Uria maupun Daud, demikianlah Ia pun mengarahkan pandanganNya kepada setiap saudara dan saya.  Allah sendiri akan turun tangan untuk memberi keadilan.  Sehingga pada akhirnya, kita akan bersorak-sorai merayakan kemenangan kita.  Puji Tuhan!  Tuhan Yesus memberkati!

Previous article
Next article

Must Read