1 Korintus 11:1 Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Pemimpin yang diurapi adalah pemimpin yang hidup di bawah pimpinan Roh Kudus dan bergantung sepenuh kepada Roh Kudus. 1 Korintus 11:1, pemimpin adalah orang yang memiliki pengikut. Pengikut ditulis dalam bahasa Yunani μιμηται yang artinya meniru, menjadi teladan, menjadi model. Pemimpin adalah seorang penuntun, yang dapat menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. Pemimpin yang hidup di dalam pengurapan Roh Kudus, dapat ditiru, dapat menjadi teladan, dapat menjadi contoh model, dapat memberi pengaruh kepada orang lain untuk dapat membawa pada tujuan yaitu kehidupan rohani yang sempurna seperti Tuhan Yesus Kristus.
Yeremia 12:16 – Hidup umat Allah berdampak, mereka yang mau belajar dari cara hidup umat Allah, dampaknya bagi mereka yaitu mereka akan dibangun oleh Tuhan. Belajar cara hidup ditulis dalam bahasa Ibrani YILMEDU ET DARKE AMMI = mempelajari atau belajar dari perjalanan umatKu. Perjalanan hidup umat Allah menjadi kelas kehidupan bagi orang lain dan orang lain terberkati dan diberkati oleh Allah karena belajar dari perjalanan hidup umat Allah.
Ciri-ciri Pemimpin Yang Memiliki Pengurapan Allah
Seorang pemimpin harus memiliki orientasi hidup yang berkenan kepada Allah. Beberapa criteria yang perlu diperhatikan bagi seorang pemimpin yang hidup di dalam pengurapan Roh Kudus, diantaranya adalah:
1. Memiliki Kedewasaan Rohani Yang Mapan
Efesus 4:13 – kedewasaan ditulis dalam bahasa Yunani ανδρα τέλειον,
manusia dewasa, lengkap dan sempurna. Kedewasaan rohani yang mapan
berarti: memiliki pertumbuhan rohani yang baik dan ada perubahan hidup
2 Korintus 3:17-18. Kedewasaan berarti memiliki pemahaman yang benar
tentang Yesus secara pribadi, dan kedewasaan adalah sasaran hidup yang
sifatnya dinamis. Dengan fokus kepada Tuhan Yesus Kristus sendiri.
Kedewasaan akan terefleksi dalam hubungannya dengan sesama dan Tuhan.
Pemimpin yang memiliki kedewasaan rohani ciri-cirinya:
A. Memikirkan orang lain dan tidak keakuan
Pemimpin lebih banyak memikirkan orang lain daripada kepentingan
pribadinya. Berpikir baik tentang orang lain. Kedewasaan rohani
berarti tidak memilkirkan kepentingan diri sendiri, tidak egois
tetapi memikirkan bagaimana dia dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Rasul Paulus selalu berkata, “Bukan aku tetapi kasih karunia Allah.”
1 Korintus 15:10 Itulah bentuk kedewasaannya. Keakuan musuh
pertumbuhan rohani. Keakuan tanda tidak dewasa.
Ciri-ciri manusia yang hidup dalam keakuan:
1. Keakuan hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri.
Yehezkiel 13:18; Roma 2:8; 2 Timotius 3:2a; Filipi 2:3-4.
2. Keakuan selalu ingin menonjol. Galatia 6:12-13; Yohanes 9.
3. Keakuan ingin pujian. Yeremia 49:4; 1 Tesalonika 2:6; Yesaya 10:15
4. Keakuan selalu berusaha membenarkan diri sendiri. Lukas 16:14-15
5. Keakuan perlu dihancurkan agar mencapai pertumbuhan dan
kedewasaan rohani:
a. Keakuan harus semakin kecil – Yohanes 3:30; 2 Korintus 4:5
b. Keakuan harus disalibkan – Matius 16:24; Galatia 5:24
c. Keakuan harus ditolak – Galatia 2:20
d. Keakuan harus dimatikan – Yohanes 12:24-26
B. Mampu mengendalikan emosi
Memiliki kesehatan mental dan tidak mudah terpancing sehingga dapat
mengendalikan emosinya dalam segala situasi. Amsal 16:32, 14:27 dapat
menguasai diri dan tidak membiarkan dirinya dikendalikan oleh emosi.
1 Petrus 4:7 – dapat menguasai diri supaya dapat menjaga hubungan yang
baik dengan Tuhan melalui doa. Memiliki kewaspadaan untuk dapat
mengendalikan emosi supaya tidak terganggu oleh kekacauan di
sekitar dirinya.
C. Memiliki komitmen yang teruji
Seorang pemimpin memiliki semangat kerja yang tinggi dan bergairah
bila didasarkan pada komitmen yang teruji.
1. Menghargai pertumbuhan yang kokoh dan terus menerus secara konsisten
tanpa menempuh jalan pintas – Kisah 2:47
2. Memiliki komotmen terhadap pertumbuhan jumlah sambil menjaga
pertumbuhan rohani dan kesatuan – Kisah 9:31
3. Memiliki tujuan agar jemaat menjadi mandiri dan dewasa – Kolose 1:28
4. Menghindari pola pelayanan yang bertahan tetap tanpa ada pembaharuan
dan kemajuan – 1 Timotius 4:14-15
5. Memandang jemaat sebagai mahkota, kemuliaan dan sukacita –
1 Tesalonika 2:19-20
D. Mampu melepaskan hak
Tidak memikirkan hak tetapi memikirkan tanggung jawabnya sebagai seorang
pemimpin. Pemimpin harus lebih bertanggung jawab daripada menuntuk haknya.
Filipi 2:5-7a siap menerima perlakuan yang tidak baik, dan tidak menuntut
haknya untuk diperlakukan dengan baik dan hormat. Seseorang dapat
melepaskan hak, bila hidupnya didasarkan pada Kristus.
1. Harga dirinya Yesus – Filipi 3:8
2. Sentralitas dirinya Yesus – Roma 11:36
3. Tujuan hidupnya Yesus – Filipi 1:21-22; 2 Korintus 5:15
4. Gaya Hidupnya Yesus – Filipi 1:27
5. Arti hidupnya Yesus – Yohanes 15:4
2. Memiliki Karakter Kristus
Yohanes 3:3-5 – Pemimpin yang hidup di dalam urapan Roh Kudus berarti
sudah mengalami pembaharuan dan lahir baru sehingga berpikir dan bertindak
didasarkan pada karakter yang sudah mengalami pembaharuan yaitu karakter
Kristus. Karakter dan charisma harus berjalan seimbang. Menjadi serupa
dengan Kristus berarti memiliki karakter seperti Kristus. Yeremia 13:23
keserupaan dengan Kristus tidak dihasilkan melalui tindakan meniru, hanya
pekerjaan Roh Kudus yang akan dapat mengubah karakter seseorang. Pemimpin
yang berkarakter Kristus akan dapat membawa kemajuan.
Kehidupan tanpa karakter Kristus
1. Pelayanan tanpa karakter tidak berkenan – Matius 23:1-3; Roma 10:1-4
2. Kharisma tanpa karakter tidak berguna – 1 Korintus 13:1-3
3. Hikmat kepandaian tanpa karakter tidak berhasil – Yehezkiel 28:3-7
4. Pemberian/pengorbanan tanpa karakter adalah sia-sia – Amos 5:22-23
3. Mampu Menjadi Teladan
1 Korintus 4:16; Ibrani 13:7 – Pemimpin menjadi model atau contoh yang dapat
menjadi teladan bagi para pengikutnya. Seorang pemimpin harus memiliki norma
tingkah laku yang baik. Menjadi teladanpola hidup Kristen yang bertumbuh secara
konsisten seperti terdapat dalam 1 Timotius 3:1-13.
a. Menjadi teladan dalam kehidupan iman, waktu baik dan tidak baik.
1 Tesalonika 1:6-8 – dalam penindasan yang berat ditulis dalam bahasa Yunani
έν θλίψει πολλη – en thlipsei polle artinya di dalam kesengsaraan dan godaan,
tindasan, tekanan, aniaya, penderitaan, kesusahan dan kemalangan yang
banyak/berat. Dalam ondisi hidup yang tidak baik tetap dapat menjadi teladan.
b. Menjadi teladan dalam hubungan dengan orang lain, sopan santun berbicara dan
bertingkah laku – 2 Timotius 3:10-11
c. Menjadi teladan dalam hal bekerja – 1 Korintus 15:10
d. Menjadi teladan dalam penampilan lahiriah: kerapian, berpakaian, rambut.
Seorang pemimpin harus dapat menata dirinya supaya kewibawaan tidak direndahkan.
Dan jangan menjadi syak bagi orang lain – 1 Petrus 3:3-4
e. Jangan menjadi syak bagi orang lain – 1 Korintus 10:32-33. Jangan menimbulkan
syak ditulis dalam bahasa Yunani – άπρόσκοποι artinya tidak membuat marah, tidak
menimbulkan syak.
Akibat Menjadi syak
1. Nama Allah dan ajaranNya dihujat – 1 Timotius 6:1
2. Menguatkan orang lain berdosa dan menjerumuskan untuk binasa –
1 Korintus 8:9-13
3. Memberi contoh berbuat salah – Yehezkiel 44:12
4. Memiliki Visi Misi Yang Jelas dan Bukan Ambisi
Markus 1:14-15 Yesus contoh seorang pemimpin yang memiliki visi dan misi tentang
Kerajaan Sorga yang jelas. Bila memimpin tanpa visi dan misi yang jelas bagaikan
perahu tanpa layar. Memiliki visi berarti memiliki kesadaran pribadi bahwa dirinya
diutus Allah untuk memimpin dan membawa orang lain menjadi murid-murid Kristus.
Seorang pemimpin dapat mengkomunikasikan visi dari Tuhan kepada para pengikutnya.
Seorang pemimpin dapat bekerja keras merealisasikan visi tersebut. Pemimpin yang
memiliki visi akan lebih efektif dan fokus untuk maju mencapai tujuan dengan
berpedoman kepada visi, tidak dibelokkan arah gerak kepemimpinannya.
1. Memiliki pandangan masa depan, melihat ke depan kepada tuaian – Yohanes 4:35;
Matius 9:37-38
2. Memiliki kemampuan untuk menyampaikan visi dan misi – Markus 10:45
3. Mampu menarik orang lain kepada visi dan misi – Lukas 5:10-11
4. Mampu menghadapi tantangan, tantangan dinilai sebagai suatu kesempatan dan
bukan halangan – Filipi 1:12-14
5. Tidak membatasi kuasa Allah – 2 Raja-raja 13:15-19
6. Meyakini Allah mampu melakukan hal-hal yang terlebih besar – Efesus 3:20
7. Menggunakan proses perencanaan yang strategis – Amsal 24:6a
5. Memiliki Kerelaan Untuk Berkorban
Filipi 2:25-30 – Sebagai seorang pemimpin harus rela berkorban bahkan mengorbankan
kepentingan pribadi dan kepentingan orang yang dipimpinnya lebih utama. Berkorban
secara pribadi. Gaya hidup pemimpin adalah memberi. Pemimpin yang hidup dalam
urapan Roh Kudus akan menemukan kebahagiaan dalam memberi atau berkorban.
Untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan pengorbanan. Gagalnya seorang pemimpin
ketika tidak memiliki keberanian dan kerelaan untuk berkorban.
6. Mengupayakan Terobosan Untuk Meraih Kemenangan
Markus 2:3-5 – Terobosan adalah mengambil inisiatif, atau mengupaykan langkah-
langkah yang dapat menerobos suatu kebuntuan. Seorang pemimpin harus memiliki
intensitas yang kuat terutama dalam hal inisiatif-inisiatif untuk bertindak menghadapi
tantangan dan rintangan. Setiap tantangan dihadapi dengan kekuatan Roh Kudus,
dan oleh pertolongan Roh Kudus ada terobosan-terobosan yang membuahkan
kemenangan. Kemenangan didahului oleh terobosan-terobosan.
1. Tidak pernah menyerah kepada kegagalan. Menolak keputusasaan, senantiasa
waspada terhadap pesimisme, sebagai gantinya mengingat janji-janji Allah. Bangkit
kembali setelah mengalami kekalahan dan kegagalan dan dapat memecahkan
masalah dengan baik – Mikha 7:8.
2. Tidak takut dengan ancaman – Kisah 20:22-24.
3. Siap menghadapi perubahan untuk menang – Kisah 10:9-16,34; 11:1-10,18.
4. Menyesuaikan metode dalam situasi khusus – 1 Korintus 9:19-23.
7. Mampu Tampil Beda
Roma 12:2 – hidup bersama tetapi beda. Serupa ditulis dalam bahasa Yunani
συσχηματίζεσθε yang artinya menyesuaikan diri, mencocokkan diri, membentuk karakter,
berpedoman, sejenis. Pemimpin yang di dalam urapan Allah tidak berpedoman dengan
dunia dan tidak menyesuaikan diri dengan dunia. Cara untuk dapat tampil beda:
1. Tidak mau dibujuk untuk berdosa – Amsal 1:10, 15-16; 2 Korintus 4:2;
Kejadian 39:11-12.
2. Tidak mengikuti kebiasaan kafir – Yeremia 10:2; Daniel 1:8
3. Tidak takut menderita demi tampil beda – 2 Petrus 2:7-8
4. Tampil beda sesuai dengan Firman Allah – 1 Yohanes 3:10
8. Memiliki Kekuatan Berdoa dan Menggerakkan Tim Pendoa
Memiliki hubungan kerjasama dengan orang-orang yang memiliki hati yang berdoa.
Memberikan pokok-pokok doa kepada tim pendoa. Mendoakan dengan setia lahan
pelayanan pekerjaan Tuhan.
1. Bergumul dalam doa untuk penginjilan – Kolose 4:3
2. Bergumul untuk keteguhan dan kedewasaan umat – Kolose 4:12
3. Bergumul dalam doa untuk memiliki keberanian menyampaikan Firman Allah –
Kisah 4:31
(Disampaikan oleh Pdt. Rachel Supeno, MTh pada Seminar PELWAP se-DKI di GPdI Jemaat Ketapang Jakarta)