Kasih Allah

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Seorang Nancy Andersona pernah menulis: “Bila anda melakukan segala sesuatu dengan kasih; maka anda akan melihat semua hal jatuh pada tempatnya dan anda mampu melihat harga diri anda dan akhirnya melihat orang lain sangat berharga di mata anda.” Bukankah hal ini yang ada di dalam hatinya Bapa? “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini (Dia melihat harganya jiwa manusia) sehingga diberikan-Nya anak-Nya yang tunggal….melainkan beroleh hidup kekal” (Yohanes 3:16).

Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma mengatakan bahwa kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus (Roma 5:5), dan kepada jemaat Korintus ia menyatakan kasih Allah yang menguasai kita(2 Korintus 5:14). Kepada jemaat Efesus, ia menuliskan: “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya ( Efesus 1:5). Betapa hebatnya kasih Allah ini.

Tetapi banyak yang tidak mau mengenal kasih ini, karena Yesus dilahirkan di kandang binatang dan bukan di istana. Dia suka menyendiri daripada tampil di depan umum. Ia menekankan mengalah daripada melawan. Ia membiarkan dirinya jatuh dalam kehendak Bapa daripada kehendak diri-Nya sendiri. Ia memanggil Yudas dengan istilah “sahabat”.

Kasih inilah yang membuat mother Theresa melayani orang miskin dan terlantar di India. Kasih yang sama yang sudah membuat beberapa pionir Pantakosta: Groesbek dan Van Klaveren mendarat di Bali dan memberitakan Injil Sepenuh, sehingga Gereja Pantakosta berkembang seperti sekarang. Sungguh hebat kasih ini.

Bila kita sebagai generasi penerus kurang bersyukur akan kasih Allah ini maka kita tidak akan menghargai pengorbanan mereka dulu. Sebab itu marilah kita mengerjakan segala sesuatu tanpa bersungut dan berbantah (Fiipi l2:14) melainkan dengan semangat Api Pantakosta yang berkobar-kobar. Api kemarahan? Tidak. Api cemburu? Bukan. Api ambisi? Salah. Tetapi Api Roh Kudus yang memiliki buah yang pertama adalah Kasih. Baru kita dikenal sebagai murid Yesus (Yohanes 13:35). Dalam masa Natal ini mari kita renungkan kasih Bapa!(jea)

Doa: Tuhan Yesus, aku mau kasih-Mu memancar lewat hidupku kepada dunia ini. Amin.

Must Read