HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 14 Desember 2014

Khotbah Minggu, 14 Desember 2014

DALAM LINDUNGAN ALLAH
Ayat Pokok: Mazmur 27:4-5; Mazmur 73
Oleh: Pdt. A.H. Mandey

Tiada tempat lebih indah dan aman, selain rumah Tuhan.  Itu sebabnya raja Daud hanya merindukan satu hal; dan itu yang dicarinya hingga dapat: tinggal dalam rumah Tuhan seumur hidupnya. Untuk menyaksikan kemurahan Tuhan (Bahasa Inggris: “to behold the beauty of the Lord” = untuk menyaksikan keindahan Tuhan); kemuliaan & kesucianNya, dan menikmati BaitNya. 

Rumah Allah
“Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.”

Rumah Allah adalah satu-satunya tempat perlindungan bagi raja Daud.  Begitu banyak musuh dan lawan hendak melumat habis dagingnya, namun tak sedikitpun ia gentar.  Ia tetap percaya.

Itu sebabnya mengapa rumah Allah demikian penting bagi Daud – Mazmur 122:1.  Begitu besar cintanya akan rumah Allah – 1 Tawarikh 29:1-9.  Betapa ia mencari hingga dapat: tinggal dalam rumah Tuhan seumur hidupnya.

Dalam Lindungan Allah
Asaf, seorang dari suku Lewi, adalah salah satu penyanyi utama dalam kemah Daud.  Ia mencurahkan isi hatinya dalam Mazmur 73.  Dengan jujur ia mengakui betapa ia cemburu pada kemakmuran & kemujuran orang fasik, para pembual, dan mereka yang tidak mengenal Allah!

Dalam penderitaan dan sengsara, untuk sesaat Asaf (-> mewakili orang percaya) tergoda untuk meragukan keadilan, kebaikan dan pemeliharaan Tuhan! 

“Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!  Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.   Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi,” ungkapnya.

‘Ketidak-adilan’ yang disaksikan dan dialami membuat Asaf gundah, depresi, tawar hati, bahkan nyaris murtad; mundur dari pelayanan! “Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.”

Namun perubahan drastis terjadi saat ia masuk ke dalam rumah Allah!  Di sana, ia beroleh pencerahan & pengertian: “Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.  Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!”

Dalam rumah Allah, pola pikir Asaf berubah: dari pola pikir berbasis duniawi ke pola pikir rohani.  Ia mengalami kemenangan dan pengharapan yang kian diteguhkan!  “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.”  Haleluya!

Penderitaan dan kesusahan adalah bagian hidup manusia.  Kepada kita dikaruniakan bukan hanya untuk percaya tetapi juga menderita bagi Kristus – Filipi 1:29.  Dalam penderitaan luar biasa, Ayub tetap yakin Allah akan membela dan berpihak kepadanya – Ayub 19.  Bagaimana dengan saudara?  Masihkah bisa berkata dengan penuh keyakinan, “Sekali Yesus, Tetap Yesus”?

Mari dekatkan diri kepada Allah.  Dia adalah satu-satunya benteng perlindungan dan keselamatan.  Di sanalah saudara dan saya akan menemukan damai, sukacita dan kemuliaan.  “Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.”  Puji Tuhan!  Tuhan Yesus memberkati!

Previous article
Next article

Must Read