Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” (Yohanes 5:14)
Keledai saja tidak mungkin jatuh pada lubang yang sama untuk kedua kalinya. Sering ungkapan ini kita sampaikan dalam bentuk nasehat kepada mereka yang jatuh lagi dalam kesalahan yang sama. Namun dalam hati kecil saya, pertanyaan menggelitik tercetus begitu saja, “Berarti keledai lebih bermartabat dong dari manusia, ha..ha..ha.” Tentu saja saya tidak ingin membandingkan diri saya denga seekor keledai. Namun faktanya manusia yang memiliki akal budi ternyata susah untuk hanya menerima satu kali nasehat dan berubah.
Kita layak menyadari betapa sulit sukarnya untuk keluar dari satu saja perbuatan daging. Kadang dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk satu perubahan saja. Beberapa orang bahkan frustasi karena sukarnya tinggalkan dosa kedagingan mereka. “Gak mungkin Pak! Aku ini memang sudah begini dari sono-nya,” keluh mereka. Memang benar dosa yang telah merasuk begitu dalam dan bermanifestasi sebagai tabiat, sukar untuk diubahkan dengan berbekal kekuatan sendiri. Sekali lagi sudah menjadi tabiat.
Kabar baiknya, Allah kita bukanlah Allah yang hanya sekedar melarang. Tidak boleh begini, tidak boleh begitu. Jangan berbuat ini, jangan berbuat itu. Sesungguhnya Allah kita adalah Allah yang selalu siap dengan solusi. Ia menegur, Ia mengampuni dan Ia juga adalah Allah yang lewat Roh Kudus-Nya akan menuntun kita kepada kebenaran-(Yoh.16:13). Jadi bersedialah untuk peka dan bekerjasama dengan Roh Kudus yang senantiasa bekerja dalam diri kita.
Janganlah fokus pada konsekuensi, pusatkan saja perhatian kita kepada Roh Kudus! Benar, bila kita jatuh lagi dalam dosa yang sama konsekuensinya berlipat ganda. Tetapi bila itu terjadi dalam upaya kita keluar dari tabiat dosa, Tuhan pasti lewat Roh Kudus-Nya akan mengangkat kita kembali dan mendorong kita serta memampukan kita hingga berhasil keluar dari tabiat dosa. Roh Kudus akan mendidik kita melakukan yang benar, bagaikan seorang guru yang telaten mendidik murid-muridnya.
Doa: Roh Kudus, tuntunlah aku melakukan yang benar dan meninggalkan tabiat dosaku. Amin.