HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 23 Agustus 2015

Khotbah Minggu, 23 Agustus 2015

DOA
Ayat Pokok: 1 Timotius 2:1; 1 Tmotius 1:18-20
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
 
Di hari-hari akhir sebelum mengakhiri pertandingan yang baik, mencapai garis akhir dan telah memelihara iman, rasul Paulus memberi beberapa pesan penting kepada Timotius, anak rohani yang dikasihinya. 

Antara lain, tugas: “memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni.”  Himeneus dan Aleksander menolak hati nurani yang murni.  Akibatnya, iman mereka kandas!  Maka dengan kuasa yang dimilikinya, Paulus menyerahkan mereka kepada Iblis agar mereka jera/kapok menghujat!

Hidup dengan iman yang kandas – karena tak lagi memiliki hati nurani yang murni – adalah bagai kapal yang karam -> tidak bisa melanjutkan perjalanan!

Doa
Rasul Paulus kemudian memberikan nasihatnya untuk Timotius:  “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur…” 

Ada empat jenis doa yang harus ada dalam kehidupan jemaat Tuhan:

1. Doa Permohonan. (Bahasa Yunani: Deesis) Yaitu permohonan/permintaan karena adanya satu keperluan.  Permohonan ini bisa ditujukan kepada seseorang atau kepada Tuhan.  Tuhan Yesus berkata, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” – Matius 7:7.

2. Doa dengan Segenap Hati/ Sungguh-Sungguh. (Bahasa Yunani: Prosevkohe; Inggris: to pray earnestly) Yaitu doa yang dinaikkan dengan segenap hati, sungguh-sungguh, karena adanya satu keperluan yang amat mendesak.  Doa ini hanya ditujukan kepada Tuhan Contoh: doa perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun lamanya.  Katanya dalam hati dengan penuh keyakinan, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”  Dan kuasa keluar dari Yesus, sehingga seketika itu juga ia sembuh – Matius 9:20-22!  Puji Tuhan! 

Dia mengundang siapa saja yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang dan beroleh kelegaan/perhentian di dalam Dia – Matius 11:28.

3. Doa Syafaat/Doa Pengantara (Bahasa Yunani: Enteuxis) Berdoa bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk orang lain.  Contoh: (1) Abraham memberanikan diri tawar menawar dengan Allah; memohon belas kasihan bagi penduduk kota Sodom dan Gomora yang telah siap dibumi-hanguskan akibat dosa-dosa mereka.

(2) Esther berdoa dan berpuasa untuk keselamatan bangsanya.  Tentang keselamatan, ini keyakinan rasul Paulus: “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamat-kan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani” – Roma 1:16.

4. Doa Ucapan Syukur (Bahasa yunani: Eveharista) Setelah beroleh jawaban dan pertolongan Tuhan, jangan lupa menaikkan doa ucapan syukur.  Suatu ketika Tuhan Yesus menyembuhkan 10 orang kusta, namun hanya satu yang kembali untuk mengucap syukur. 

“Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,  lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya.  Dan Tuhan bertanya, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir?  Di manakah yang sembilan orang itu?  Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” – Lukas 17:15-18.

Puji Tuhan!  Dia adalah Allah Sumber segala sesuatu!  Dia siap mendengar dan memberi apa yang saudara dan saya perlukan.  Cari Dia dengan sepenuh hati, naikkan doa syafaat, dan kembalilah untuk mengucap syukur atas setiap berkat dan jawaban doamu! Tuhan Yesus memberkati saudara!
 

Must Read