HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 22 November 2015

Khotbah Minggu, 22 November 2015

MANUSIA ALLAH
Ayat Pokok: 1 Timotius 6:11-21
Oleh: Pdt. Arnold A. Bolung, Rote, NTT
 
Manusia Allah adalah mereka yang sungguh-sungguh mengasihi, percaya dan melakukan kehendak Allah.  “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” – Yohanes 1:12.

Tantangan Manusia Allah
Menjadi orang percaya bukan berarti meluncur di jalan bebas hambatan: bebas dari berbagai tantangan dan masalah!  Justru sebaliknya yang terjadi: tantangan demi tantangan datang silih berganti.  Bahkan dalam pelayanan, seorang Timotius menghadapi tantangan yang tidak ringan.  Ia dipercaya oleh rasul Paulus untuk membimbing umat Tuhan agar mereka tetap berjalan di jalur yang benar, melakukan kehendak Tuhan, dan meninggalkan kebiasaan dan kehidupan yang lama.

Lalu bagaimana kiat manusia Allah – saudara dan saya – mempertahankan keselamatan yang Tuhan telah berikan? 
Rasul Paulus menuliskan dua hal yang harus disampaikan Timotius kepada setiap orang percaya:

1. Menjauhkan Diri
Menjauhkan diri Dari Segala Yang Tidak Berkenan Kepada Allah. 

Surat 1 Timotius 6:2b-10 memuat daftar perkara yang harus dijauhkan dari kehidupan orang percaya.  Orang percaya harus menjadi garam dan terang bagi dunia!  Bukan sebaliknya!  Jangan jadi seperti orang Farisi – menguasai Firman Allah, tetapi hidup tidak sesuai Firman.

Saudara dan saya adalah ciptaan baru di dalam Kristus; yang lama sudah berlalu – 2 Korintus 5:17.  Maka, jauhkan dirimu dari segala yang tidak berkenan kepada Allah!  Jadilah garam dan terang bagi setiap orang di lingkungan dimana Allah menempatkan saudara dan saya!

“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah…” – Kolose 3:5-12.

Ayub dicatat sebagai orang benar, saleh, takut akan Tuhan, dan menjauhkan kejahatan – Ayub 1:1.  Apakah ia bebas dari tantangan?  Samasekali tidak!  Allah ijinkan ia mengalami pengalaman yang luar biasa buruk.  Namun semua itu tidak membuat imannya goyah, menjadi tawar hati atau meragukan kasih Allah.  Ayub tetap percaya!  Dan Tuhan mengganjarnya dengan berkat dua kali lipat!  Puji Tuhan!

2. Mengejar
Mengejar Apa Yang Berharga, Bernilai, & Bermanfaat Untuk Beroleh Hidup Kekal. 

Keselamatan diperoleh semata-mata karena anugerah Allah.  Setelah menerima keselamatan, Allah menghendaki kita berupaya meningkatkan kehidupan kerohanian dan mempertahankan keselamatan itu.

“Tetapi engkau hai manusia Allah… kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.  Bertandinglah dalam pertandingan  iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.”

Keadilan
Berlaku adil kepada semua orang, sebab Allah kita adil adanya.

Ibadah
Ibadah amat penting dan bermanfaat.  “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah…” – Ibrani 10:25.  Firaun harus membayar harga yang sangat mahal karena berkeras tidak mengijinkan bangsa Israel pergi untuk beribadah kepada Allah!

Kesetiaan
Tuhan berkata, barangsiapa setia sampai akhir, akan memperoleh mahkota kehidupan!  Kiranya kita tetap setia di dalam Tuhan sampai di garis akhir.

Kasih
Mengasihi Allah dan sesama – inilah yang harus kita kejar dan tingkatkan!

Kesabaran
Tetap sabar dan bertahan dalam ujian dan pencobaan.  Sabar menantikan waktu Tuhan!  Haleluya!

Kelembutan
Kelemah-lembutan adalah salah satu dari 9 buah Roh – Galatia 5:22-23. Orang yang berbahagia antara lain adalah mereka yang lemah lembut – Matius 5:5.
Haleluya! Tuhan Yesus memberkati saudara!

Must Read