HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 14 Februari 2016

Khotbah Minggu, 14 Februari 2016

GARAM
Ayat Pokok: Matius 5:13; 2 Raja-Raja 2:19-22
Oleh: Pdt. A.h. Mandey
 
Karena manfaatnya yang beragam, garam sangat dibutuhkan manusia.  Disamping sebagai penyedap rasa pada setiap masakan, garam, antara lain juga dimanfaatkan untuk mencegah proses pembusukan.  Di dunia kesehatan dan kecantikan, garam dipercaya memiliki peran penting.

Bukan hanya manusia, ternyata Allah pun menyukai persembahan korban yang dibubuhi garam. “Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kau-persembahkan garam” – Imamat 2:13.

Garam Dunia
Saudara dan saya adalah garam dunia.  Sebagaimana dunia membutuhkan garam dalam kehidupan sehari-hari, demikianlah sesungguhnya dunia sangat membutuhkan saudara dan saya! 

Kalau saja ketika itu ada sepuluh “garam dunia” di Sodom dan Gomora, Tuhan tidak akan membinasakan kedua kota itu!  FirmanNya kepada Abraham, “Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu.”  Bukti betapa Tuhan menghargai dan mengasihi saudara dan saya! 

Tuhan menghendaki saudara dan saya menjadi garam bagi dunia yang sangat membutuhkannya.  Tapi Dia juga memberi peringatan: “Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?  Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”  Tuhan kiranya tolong saudara dan saya tetap asin; tetap percaya, tetap setia.  Sekali Yesus, Tetap Yesus!  Haleluya!

Garam
Di Yerikho, setelah Tuhan mengangkat Elia naik ke sorga dengan kereta dan kuda berapi, datanglah penduduk kota menemui Elisa.  “Cobalah lihat!  Letaknya kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada keguguran bayi.” 

Yerikho diyakini sebagai kota tertua dan terendah di dunia (terletak 244 meter di bawah permukaan laut).  Secara geografis, letak kota ini amat baik.  Terletak di Tepi Barat dekat sungai Yordan.  Meski dikelilingi bukit-bukit gersang, di lembah kota ini terbentang tanah yang hijau dan subur.  Dalam Alkitab Ibrani kota ini dikenal dengan nama Kota Pohon Palem. 

Namun sayang, meski secara geografis letaknya sangat baik, mata airnya tidak baik: membawa kematian bagi orang dewasa, dan keguguran bayi!  Lalu apa yang dilakukan nabi Elisa?  Alkitab mencatat, ia melemparkan garam ke mata air mereka, seraya berkata, “Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi.   Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa.”

Allah adalah Allah yang Maha Kuasa.  Tak ada perkara yang tak sanggup dikerjakanNya.  Namun Allah yang Maha Kuasa ini berkenan memakai manusia ciptaanNya, saudara dan saya: menjadi garam untuk menyehatkan mata air yang tidak baik; garam bagi dunia yang ada di ambang kebinasaan.  Pertanyaannya, bersediakah saudara dipakai Tuhan menjadi alat, menjadi garam dalam tanganNya?? 
Tuhan Yesus memberkati! 

Must Read