HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 1 Mei 2016

Khotbah Minggu, 1 Mei 2016

GARAM: ROH KUDUS
Ayat Pokok: Matius 5:13; Markus 9:50
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
 
Tiap orang perlu garam!  Garam pasti ada di setiap rumah – mulai dari gubuk reyot sampai istana megah.  Tuhan Yesus berkata, saudara dan saya adalah garam dunia.  Satu kehormatan besar mendapat kepercayaan dari Tuhan untuk menjadi garam bagi dunia! 

Dunia sangat membutuhkan garam.  Namun Tuhan berkata, “Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?  Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”  Dalam Markus 9:50, Tuhan berkata, “Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya?”  Dengan kata lain, Tuhan masih memberi kesempatan kedua; masih ada harapan bagi garam yang mulai hambar: segera berbalik dan kembali berfungsi sebagai garam yang bermanfaat bagi dunia!

Upah Dosa: Maut
Upah dosa adalah maut!  Namun, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Kalau Ia belum menjatuhkan hukuman sampai hari ini, itu karena sesungguhnya Ia tidak menghendaki satu pun manusia binasa!  Ia masih memberi kesempatan agar manusia bertobat!  Namun, saat manusia tak juga mau bertobat dan kala dosa telah mencapai puncaknya, murka Tuhan yang menyala-nyala pun turun – tanpa ampun!

Jemaat Allah
“Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.” 

Hidup damai dalam keluarga, dan dengan sesama adalah dambaan setiap orang.  Perserikatan Bangsa Bangsa didirikan dengan tujuan menciptakan perdamaian dunia; mempersatukan bangsa-bangsa. 

Kepada Timotius, rasul Paulus menulis demikian, “… engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran” – 1 Timotius 3:15.

Tiang penopang bicara tentang kekuatan/kuasa dari Allah.  Dasar Kebenaran adalah Firman Allah.  Kedua hal ini harus menjadi dasar kehidupan berjemaat.

Puji Tuhan!  Saudara dan saya adalah garam!  Dan selama garam itu asin, maka sebagai jemaat Allah yang hidup, kita bisa hidup damai satu dengan yang lain; menjadi tiang penopang yang kokoh dalam gereja lokal. 

Garam: ROH KUDUS
Garam bicara tentang Roh Kudus yang tinggal di dalam kita.  Roh Kudus membawa kedamaian.  Haleluya!  Karenanya, terimalah dan pegang teguh Firman dan Roh Kudus!    

Dua ribu tahun lalu Tuhan Yesus telah naik ke sorga.  Roh dan FirmanNya ditinggalkanNya bagi saudara dan saya.  Namun, Ia berjanji akan segera datang kembali. 

Saat Hari itu tiba, siapkah saudara?  Masih asinkah kita?  Mari, manfaatkan waktu yang masih diberikan Tuhan.  Jangan sia-siakan kemurahanNya!  Pastikan garam yang ada dalam kita masih asin; Roh Kudus masih tinggal dan terus berkarya di dalam saudara dan saya sampai tiba saatnya kita bertemu Tuhan dalam sorga yang mulia.
Tuhan Yesus memberkati saudara!

Must Read