HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 4 Desember 2016

Khotbah Minggu, 4 Desember 2016

“TUHAN, PERISAIKU”
Ayat Pokok: Mazmur 28:1-9
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
 
Bagi bangsa Yahudi, Daud adalah seorang yang sangat istimewa. Ia hidup kira-kira 1000 tahun sebelum Yesus lahir.  Dalam khotbah pertamanya setelah dipenuhkan dengan Roh Kudus, Petrus mengaitkan Daud dengan Yesus yang baru saja diserahkan untuk disalibkan. Petrus menyebut Daud sebagai “bapa bangsa (Israel)”! Dari benihnyalah, lahir Yesus – yang oleh Allah dijadikan Tuhan dan Kristus! – Kisah Para Rasul 2:29-38! 

Mazmur 28 ditulis oleh raja Daud – terbagi dalam dua bagian:

  1. Ayat 1-5 – memuat kerisauan hati Daud menyaksikan kejahatan orang fasik; kegundahannya saat Tuhan seolah membisu terhadap seruan doanya;
  2. Ayat 6-8 – berisi ucapan syukur dan penegasan iman: “TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku;…  TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!”

Mazmur 28:1-5
 “… ya TUHAN, gunung batuku, aku berseru, janganlah berdiam diri terhadap aku, sebab, jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang kubur.  Dengarkanlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong, dan mengangkat tanganku ke arah tempat-Mu yang maha kudus.”

Terombang-ambing dihempas badai kehidupan; atau, seperti Daud, hidup di tengah kejahatan orang fasik, memang berat. Daud berseru-seru sambil mengangkat tangan, namun Tuhan seakan mengabaikan teriakannya minta tolong. Bagaimana rasanya? 

Kala Tuhan membisu dan berdiam diri; Daud merasa seperti orang mati: orang yang turun ke dalam liang kubur.”  

Mazmur 28:6-9
Ada saat-saat dimana Daud merasa seperti orang yang turun ke dalam liang kubur karena Tuhan tak kunjung datang menolongnya. Namun, syukur, Daud tak pernah patah arang. Dia tetap percaya. Allahnya takkan pernah mengecewakannya. Dia-lah Allah, gunung batu, perisai dan satu-satunya sumber kekuatannya!

“TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya…”  Puji Tuhan!

“TUHAN, Perisaiku”
Bagi Daud, Tuhan adalah perisainya! Perisai digunakan untuk pertahanan diri: menangkis berbagai serangan musuh.  Meski hidupnya akrab dengan beraneka ancaman dan tantangan, meski ada saat-saat dimana ia merasa seperti ditinggalkan Tuhan, imannya tak pernah goyah. Daud tetap percaya kepada Allah: Gunung batu dan Perisainya!

Akan datang waktunya kelak, Tuhan mengirim empat malaikat untuk merusakkan bumi dan laut.  Namun, sebelum itu terjadi, Dia akan terlebih dahulu memeteraikan hamba-hambaNya – Wahyu 7. 

Puji Tuhan!  Itulah jaminan bagi saudara dan saya yang tetap setia sampai langkah terakhir!

Keadaan dunia tidak akan menjadi baik. Karenanya, seperti Daud, jadikan Tuhan, perisaimu. Tetap percaya; tetap berdoa; tetap bersukacita. Percayalah, Dia mendengar dan menjawab doamu – tepat pada waktuNya! Puji Tuhan! Tuhan Yesus memberkati!
 

Must Read