HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanSebuah Kebebasan Beribadah

Sebuah Kebebasan Beribadah

“Karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.” (Ibrani 10:20)

Hidup dalam penjajahan tak pernah diidam-idamkan oleh siapapun. Penjajahan membuahkan penderitaan dan merampas segala hak manusia. Allah sendiri tidak menghendaki realita menyakitkan ini dialami manusia. Ia akan berupaya melepaskan manusia dari segala perbudakan, sehingga mendapatkan kembali kebebasannya. Pada waktu Israel berada di bawah penindasan bangsa Mesir, Allah berusaha melepaskan mereka dari belenggu.  Maksud Ia berbuat demikian, selain membebaskan dari kerja rodi, Allah mau bangsa Israel kembali memiliki kebebasan beribadah kepada-Nya.

Ketika Musa ditetapkan sebagai pemimpin yang akan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, Allah memberikan sebuah alasan yang harus disampaikan kepada Raja Firaun, mengapa bangsa Israel harus pergi dari Mesir. Bangsa Israel akan mempersembahkan korban kepada Tuhan Allah atau beribadah kepada-Nya (Keluaran 3:18). Untuk alasan ini pun Tuhan tahu bahwa Firaun pasti tidak akan membebaskan mereka. Itu sebabnya Ia kembali mengingatkan Musa agar menjelaskan alasan mengapa Israel harus keluar dari Mesir. Namun kali ini disertai dengan ancaman. “Beginilah firman Tuhan: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, ya ia beribadah kepada-Ku; jika engkau menolaknya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung” (Keluaran 4:23 bandingkan Keluaran 5:1).

Allah menghendaki sebuah hubungan yang erat dengan umat-Nya. Ia pun tidak ingin ada hal-hal yang merintangi kebebasan manusia berjumpa dengan-Nya. Segala penghalang dihancurkan! Di jaman anugerah ini, kebebasan beribadah semakin nyata, sebab tirai yang menghalangi kebebasan manusia datang kepada Tuhan sudah dilenyapkan (Ibrani 10:19). Kendala karena keberdosaan manusia telah disudahi melalui karya akbar Yesus di kayu salib. Pengorbanannya telah mengembalikan hak dan kebebasan orang-orang percaya untuk beribadah, menghampiri Tuhan, kapan pun di di manapun.

Rekan seiman, Allah rindu sebuah hubungan yang intim dengan anak-anak-Nya. Jalan sudah dibukakan dan kemerdekaan kini menjadi milik kita. Lantas, apakah kita sudah memberikan respons yang baik atas kemurahan hati-Nya bagi kita? Hargai anugerah-Nya, miliki hati yang selalu rindu kepada-Nya dan jangan pernah mengabaikan ibadah menyukakan hati Tuhan. (lr)

Doa: Terima kasih Tuhan untuk kemerdekaan yang Kau berikan sehingga kami bebas beribadah. Berikan kami hati yang selalu merindukan-Mu. Amin.

Must Read