Tak Terlupakan

“Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” (Yesaya 49:15b)

Suatu kali, dalam sebuah kebaktian, saya mendengarkan sebuah kesaksian yang begitu menggetarkan hati. Song leader kebaktian tersebut menceritakan bahwa beberapa waktu yang lalu salah satu temannya melahirkan seorang bayi lucu. Ibu baru ini pun merasakan kebahagiaan yang begitu dalam. Namun rasa bahagia itu segera berlalu dan berganti dengan kesedihan yang tak kalah mendalam. Pasalnya, bayi mungil itu terpaksa harus ditinggalkannya di rumah bersalin, sampai ia sanggup membayar biaya persalinan. Doa demi doa dinaikkan. Tak sedikit juga usaha yang dilakukan. Tapi ketika uang yang terkumpul tak juga mencukupi, sang ibu pun berkata, “Saya kira, saya tahu bagaimana mendapatkan uang untuk menebus bayi saya. Saya akan pergi ke rumah sakit dan menjual ginjal saya.” Sungguh, sebuah pengorbanan yang luar biasa dari cinta yang besar.

Saudara, bagi saya yang merindukan kehadiran anak dalam rumah tangga saya selama lebih dari lima tahun, kesaksian tersebut sangat menggatarkan hati. Saya mungkin sudah pingsan-pingsan bila harus meninggalkan bayi yang telah saya nanti-nantikan selama bertahun-tahun pada orang lain, meski itu bernama “rumah sakit”. Kisah ini membuat mata hati saya menjadi terbuka. Betapa besarnya perasaan sedih Tuhan saat kita tidak ada bersama-Nya. Cinta-Nya yang besar membuat-Nya merelakan tubuh-Nya untuk disiksa dan disalibkan demi menebus kita. Dia Allah yang ingin menempatkan kita di tempat kediaman-Nya, dekat dengan-Nya , setiap saat, dan setiap waktu.

Hari ini, masihkah kita meragukan kebesaran kasih Tuhan, yang telah merelakan tubuh dan darah-Nya? Persoalan kita mungkin seperti tak kunjung berakhir, tapi tetaplah percaya bahwa Allah sanggup  dan pasti akan menolong  kita. Jangan lagi ragukan cinta-Nya, sebab bagi Allah kita adalah cipataan-Nya yang tak pernah terlupakan.

Doa: Ya Bapa, ampunilah aku jika persoalan hidup ini pernah membuatku meragukan cinta-Mu yang begitu besar kepadaku. Amin.

Must Read