Garam Dunia

Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. (Matius 5:13)

Tuhan Yesus sering menggunakan perumpamaan dalam memberikan pengajaran kepada murid-murid-Nya, maupun kepada orang banyak yang mengikuti Dia. Kali ini, Yesus menggambarkan kehidupan orang yang mau mengikut Dia seperti garam dunia. Tentunya kita semua telah mengetahui dan paham tentang manfaat dari garam dalam kehidupan sehari-hari, yaitu untuk mengawetkan maupun menyedapkan makanan.

Garam sering kali dianggap rendah atau tidak ada nilainya, tetapi sangat bermanfaat. Demikian juga dengan kehidupan orang beriman. Seringkali dianggap remeh dan tidak bernilai, bahkan tidak diperhitungkan oleh orang lain dalam dunia ini. Namun, kita dapat bermanfaat untuk menyelamatkan orang berdosa, agar mereka tidak binasa oleh api kekekalan dalam neraka. Kehidupan Kristen yang menjadi ‘garam’akan memberikan ‘rasa sedap’ bagi mereka yang sedang tawar hati dan tidak bersemangat.

Yesus menasehatkan agar orang beriman tetap menjaga ‘rasa asin’, yaitu gambaran kualitas rohani yang dimiliki, agar berguna seperti garam yang baik. Joyce Meyer mengatakan sebagai berikut, “Every day can be exciting if we see ourselves as God’s secret agents, waiting to sprinkle a little salt on all the lives we encounter.” Artinya, “setiap hari akan menjadi hari yang menggairahkan jika kita menganggap diri kita sebagai agen rahasia Allah, yang menanti untuk memancarkan sedikit garam dalam kehidupan semua orang yang kita temui”. Bukankah hidup yang indah, bila kita menjadi berkat bagi sesama?

Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah menjadi garam bagi sesama? Atau mungkin kita telah menjadi ‘tawar’, hingga hidup kita tidak berdampak bagi orang lain? Mereka tidak merasakan adanya ‘rasa asin’ itu dalam kehidupan kita, sehingga kita dianggap tak bernilai? Tentunya hal itu tidak dikehendaki oleh Yesus. Ia mau supaya kita menjadi garam dunia yang berfungsi dengan baik. Mari evaluasi diri. Bila perlu, lakukanlah konsultasi dengan rohaniwan atau mereka yang lebih dewasa dalam iman,untuk menemukan ‘rasa asin’ itu, agar kita dapat ‘menggarami’ dunia dengan nilai kristiani kita. (phm)

DOA: “Tolongku Tuhan, agar hidupku menjadi garam yang berdampak mengubah kehidupan orang lain di sekitarku bagi kemuliaan-Mu. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read