HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 7 Mei 2017

Khotbah Minggu, 7 Mei 2017

KEBIASAAN YANG SALAH
Ayat Pokok: 1 Korintus 11:17-21
Oleh: Pdt. Bram L. Pongoh, Jakarta
 
Rasul Paulus menyoroti kebiasaan yang salah dalam Perjamuan Kudus.  Pertama, adanya perpecahan.  Kemudian ayat 21 menggaris-bawahi adanya ketamakan; sifat mementingkan diri sendiri!  Berkumpul bukan untuk bersekutu dengan Tuhan dalam Perjamuan, melainkan untuk memuaskan hasrat kedagingan semata.  “Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.” 

Perjamuan Tuhan
Setelah menegur dan menunjukkan kebiasaan-kebiasaan buruk jemaat, rasul Paulus menyampaikan apa yang diterimanya dari Tuhan.

“Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”  Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”  Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” – 1 Korintus 11:23-26.

Perjamuan Kudus bukan soal makan dan minum, melainkan peringatan akan Tuhan yang telah menyerahkan NyawaNya bagi saudara dan saya.  Melalui Perjamuan Kudus kita bersekutu dalam tubuh dan darah Kristus Yesus.

Tubuh Yesus
Bagai roti yang dipecah-pecahkan, demikianlah tubuh Yesus dihancurkan bagi saudara dan saya!  Yesaya 52:14-15 menggambarkan betapa dahsyat penderitaan yang harus ditanggung Yesus.  “Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia — begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi…”

Darah Yesus
Anggur adalah lambang darah Yesus yang tercurah di Bukit Golgota.  Darah yang sanggup menyucikan segala dosa dan kesalahan, hingga kita dapat kembali bersekutu denganNya.

Darah Yesus melambangkan perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahNya sendiri.  Saat kita datang memohon ampun kepadaNya, kita akan mendapat pengampunan.  DarahNya menyucikan saudara dan saya.  Puji Tuhan!
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” – Roma  6:23

“Marilah, baiklah kita berperkara! –firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” – Yesaya 1:18.  Puji Tuhan!

Hidup yang Baru
Yesus datang sebagai Gembala yang baik.  KedatanganNya bukan sekedar memberi kehidupan, tetapi hidup yang berkelimpahan, berkualitas dan berharga – Yohanes 10:10.

Saudara dan saya telah ditebus dan Tuhan telah membayar lunas harganya.  Karena itu kita wajib memuliakan Tuhan dengan tubuh kita; menjalani kehidupan yang mencerminkan gaya hidup Kristus!

Melalui Perjamuan Kudus, kita mengingat kembali pengorbanan Tuhan di kayu salib 2000 tahun lalu.  Saudara dan saya yang dahulu hidup jauh dari Allah karena perbuatan jahat kita, “sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan  kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya” – Kolose 1:21-22.  Haleluya!

Kiranya kebiasaan buruk jemaat Korintus yang disoroti Paulus, tidak terjadi di sini.  Perhatikan pesan Tuhan.  Jaga hati dan pikiran.  Mari, ingat sambil mengucap syukur atas korban Yesus.  Maka kebaikan – bukan keburukan, berkat, mujizat, kekuatan, penghiburan, dan pemulihan akan kita peroleh di dalam Perjamuan Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati saudara!

Must Read