HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanYang Pantas akan Kuberikan

Yang Pantas akan Kuberikan

Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. (Matius 20:4)

Dengan senang hati Widya memperkenalkan Yossy pada Shinta, sahabat lamanya. Sejak hari itu, mereka bertiga nyaris tak terpisahkan, sampai suatu hari di ulang tahun Yossy yang hanya terpaut sehari setelah ulang tahun Widya. Perasaan cemburu itu muncul begitu saja, saat Shinta memberi kado yang jauh lebih mahal daripada hadiah yang diberikannya kepada Widya, sehari sebelumnya. Persahabatan mereka pun hampir kandas.

Saudara, bukankah kita sering kali menjadi begitu GeEr atau gede rasa dalam banyak situasi, khususnya kepada orang-orang yang kita yakini sangat mencintai kita? Kita merasa terlalu yakin bahwa suami kita pasti akan membelikan perhiasan yang lebih mahal daripada untuk ibunya. Atau kita yakin betul kalau Bos yang sangat percaya dan bergaul karib dengan kita, tentu akan memberi hadiah yang lebih istimewa di hari pernikahan kita, ketimbang pada staff biasa yang masih baru dipindahkan ke divisi kita. Atau, kita merasa papa dan mama yang selalu memanjakan kita, akan memberikan kado termahal buat hari jadi kita, ketimbang pada anak Om yang punya cacat bawaan. Dan ketika yang
terjadi justru sebaliknya, perasaan sakit dan iri hati pun muncul begitu saja. 

Seperti itulah juga perasaan para pekerja dalam kisah perumpamaan yang Yesus ceritakan di Matius 20:1-16. Kepada para pekerja yang pertama, sang tuan membuat kesepakatan upah sedinar sehari. Kepada para pekerja yang ditemukannya pada pukul 09.00, 12.00 dan 15.00, ia berkata, “… apa yang pantas akan kuberikan kepadamu.” Sementara pada para pekerja yang hanya bekerja satu jam di akhir jam kerja hari itu, ia tak menjanjikan apa pun. Ketika sang tuan memberi upah yang sama kepada mereka semua, maka terbitlah rasa cemburu di hati para pekerja terdahulu.

Saudara, bijaklah dengan kepercayaan diri Anda. Percaya diri memang baik, asal tidak berbuahkan kesombongan dan iri hati. Mari beri tempat bagi kuasa Tuhan untuk menentukan apa yang pantas bagi setiap ciptaan-Nya. Jangan biarkan kerajinan kita dalam melayani Tuhan justru mendatangkan kecewa, karena iri hati yang terbit di sela-sela rasa percaya diri kita. Tuhan berhak memutuskan segalanya, meski hal itu tak seperti yang kita pikirkan. (em)

DOA: “Ubah hatiku, Tuhan, agar waspada pada godaan untuk menjadi sombong, sakit dan iri hati, di sela-sela kerajinanku melayani-Mu. Kau sajalah yang tentukan apa yang pantas untukku. Amin.”

Must Read