HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 23 September 2018

Khotbah Minggu, 23 September 2018

TUHAN WARISANKU, TUHAN ITU PIALAKU
Ayat Pokok: Mazmur 16:5-6
Oleh: Pdt. Daniel Rahardjo

Yusuf dipenjara bukan karena dia bersalah, tapi difitnah oleh istri Potifar. Di hadapan manusia penjara adalah tempat yang nista, tetapi Tuhan telah mengubahnya menjadi tempat keberuntungan karena di sanalah Yusuf berhasil mengartikan mimpi Firaun sehingga dia dilantik menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.

Tuhan tidak pernah salah melemparkan tali pengukur. “Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; …” (Mz. 16:6). Berbeda dengan Bangsa Yehuda yang dibuang ke Babel selama 70 tahun sebagai ganjaran karena terus-menerus tidak mendengarkan perkataan Tuhan. Namun demikian dalam Yeremia 29:11 Tuhan menegaskan bahwa rancangan-Nya bukan rancangan kecelakaan, melainkan rancangan damai sejahtera untuk memberikan hari depan yang penuh harapan.

Ada dua hal yang diungkapkan dalam ayat pokok:

1. Tuhan adalah warisanku.
Jika Tuhan sebagai warisan kita, artinya kita menjadikan Tuhan sebagai yang terutama. Kita tidak lagi mengutamakan harta duniawi, melainkan mengutamakan kehendak Allah.

Warisanku = bagianku (Rat. 3:24) = milik pusaka Israel (Yos. 13:33). Dari dua belas suku Israel, hanya suku Lewi yang tidak mendapatkan tanah; suku yang dipakai untuk melayani Tuhan, tetapi Tuhan menjadi milik pusaka mereka.

Menurut 1 Petrus 2:9 kita ini seperti orang Lewi; tidak memiliki ‘tanah’ dalam dunia ini. Tetapi kita memiliki Tuhan sebagai warisan, bagian kita. “… oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.”

2. Tuhan adalah pialaku.
“Engkau menyediakan hidangan bagiku, Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah” (Mz. 23:5).

Waktu musim panas gembala membawa domba-domba naik ke puncak gunung karena di musim panas ada sejenis lalat yang seringkali cari lubang hidung domba-domba, dan lalat itu bertelur di situ. Larvanya akan ikut lender dalam lubang hidung domba itu, naik ke rongga mata, lalu ke rongga otak, yang dapat mengakibatkan domba itu mati.

Gembala yang baik tahu, kalau musim panas datang domba-domba itu ditutup dengan minyak sehingga lalat tidak bisa masuk ke hidung, rongga pernapasan tetap terjaga. Minyak urapan Roh Kudus sangat penting untuk membuat nafas doa kita tetap lancar. 

Piala adalah cawan yang biasa dipakai raja-raja jaman dulu untuk minum. Isi piala menurut pemazmur penuh melimpah sehingga membuat Daud akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Sedangkan isi piala untuk orang fasik; orang yang tidak mau beribadah kepada Tuhan, adalah arang api dan belerang; angin yang menghanguskan (Mz. 11:6), sama dengan isi cawan emas perempuan (=gereja palsu) dalam Wahyu 17:4 penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.

Namun piala Yusuf yang diletakkan dalam karung Benyamin justru menyingkap siapa sebenarnya penguasa tanah Mesir itu. “Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjualaku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (Kej. 45:4-5).

Jika kita menjadikan Allah sebagai piala kita, maka akan banyak rahasia tentang Tuhan akan diungkapkan bagi kita. Haleluyah! Tuhan Yesus memberkati.

Must Read