Hadir
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. (1 Petrus 2:21)
Seorang teman membagi quotation yang bagus seperti ini, “Dulu, zaman masih kanak-kanak, kita menerjemahkan kasih orangtua kita dengan ‘waktu’ dan ‘kehadiran’. Kini saat manusia kian menjadi tua dan menjadi mirip seperti anak-anak kembali, orangtua kita juga menerjemahkan kasih kita dengan ‘waktu’ dan ‘kehadiran’. Jika kita masih saja sibuk dengan urusan sendiri, siapkah kita jika kelak kita akan diperlakukan sama oleh anak-anak kita, saat kita telah menjadi manula? Ingatlah bahwa penyesalan selalu datang terlambat, dan waktu hidup ini tak terduga singkatnya.”
Terkadang, mungkin tanpa kita sadari kita terlalu fokus pada beberapa hal saja dalam hidup kita, yang begitu rutin kita lakukan setiap harinya. Kemudian, kita mulai melupakan hal-hal yang esensi dalam hidup ini. Mari menghitung bersama-sama. Berapa jam kita bekerja setiap harinya? Berapa jam kita gunakan untuk gadget dan sosmednya? Berapa jam kita gunakan untuk mempedulikan sesama? Oke-lah, kita mungkin memang bisa memberi perhatian pada sesama dengan berkomunikasi lewat sosial media atau aplikasi lainnya di smartphone kita. Tapi coba pikirkan kalau kita sendiri yang sakit dan tak seorang pun datang untuk mengunjungi kita, walau di sosmed ada ratusan komen, “GWS, yaa!” yang memenuhi laman kita. Pasti sedih hanya berteman HP saat kita sesungguhnya merindukan kehadiran fisik seseorang di sisi kita, bukan?
Nats kita hari ini berbicara tentang teladan Yesus saat Dia menjadi manusia di bumi ini. Yesus hadir saat pernikahan di Kana. Yesus hadir ketika mertua Petrus sakit. Yesus hadir waktu seseorang yang 38 tahun berbaring di serambi kolam Betesda mengeluh karena selalu terdahului oleh orang lain saat air kolam bergoncang. Yesus hadir ketika dua orang buta gembel jalanan berteriak-teriak, “Anak Daud, kasihanilah kami!” Yesus hadir waktu Nikodemus yang seorang Farisi mau belajar kepada-Nya. Mari mengingat kembali pelayanan yang telah kita kerjakan buat Tuhan. Apakah kita sudah meneladani Yesus dengan “hadir” saat orang-orang di sekitar kita benar-benar membutuhkan kehadiran kita? (em)
DOA : “Bapa, ampuniku bila selama ini belum punya waktu untuk hadir di tengah-tengah keluarga dan orang-orang sekitarku. Tolong aku untuk hadir menyatakan kasih-Mu. Amin.”