HomeUncategorizedJangan Jadi Tawar

Jangan Jadi Tawar

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” (Matius 5:13)

T uhan Yesus berkata: “Kamu adalah garam dunia.” Dia tidak berkata: “Kamu harus menjadi garam dunia.” Itu artinya kita sejatinya adalah garam dunia. Ketika kita dilahirkan kembali dari air dan Roh, kemampuan untuk menjadi garam dunia itu sudah ada dalam diri kita. Kemampuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus itu meluap keluar dari hati kita. Kemampuan itu menjadi semakin bertambah-tambah ketika kita dipenuhkan oleh Roh Kudus, ketika kita menerima kuasa dari Roh Kudus. (Kisah Para Rasul 1:8).

Ketika kita lahir baru, kita semua pasti merasakannya, pasti mengalaminya, betapa roh kita meluap-luap untuk Tuhan. Kita menjadi lebih setia beribadah, kita suka mendengarkan firman Tuhan, dan tanpa pelatihan, kita juga suka bercerita tentang Yesus kepada mereka yang kita kenal. Hati-hati yang ‘tawar’ kita garami dengan firman dan kesaksian. Mungkin kita tidak fasih seperti mereka yang terlatih. Tetapi itu cukup membuktikan bahwa sejatinya kita adalah garam dunia. Kemampuan untuk menjadi garam dunia itu telah ada di dalam kita. Kemampuan itu akan semakin bertambah-tambah seiring waktu melalui tuntunan yang kita terima lewat khotbah, seminar, membaca buku dan tentu saja juga oleh kerja Roh Kudus di dalam kita.

Apakah garam dapat menjadi tawar? Garam dapat menjadi tawar bila diletakkan di atas tanah dalam waktu lama. Garam yang lama tidak digunakan akan kehilangan fungsinya. Hingga hari ini orang belum menemukan teknologi untuk mengasinkan kembali garam yang telah menjadi tawar. Garam yang telah menjadi tawar biasanya dibuang ke atas tanah. Saya tidak heran bila kemudian Tuhan Yesus berkata akhirnya diinjak-injak orang. Demikian pula dengan kita, bila kemampuan untuk menjadi garam dunia itu tidak kita fungsikan; kita tidak bersaksi, kita tidak melayani sesama dengan kasih, kita tidak peduli dengan mereka yang terhilang, dlsb, maka kemampuan itu akan redup dan akhirnya lenyap. Roh Kudus di dalam kita itu dinamis. Ia tidak statis. Ia terus bergerak, mendorong, memotivasi bahkan memampukan kita. Bila kita tidak meresponnya, Ia dapat pergi meninggalkan kita. Sebab itu, lakukanlah kehendak Roh Kudus. Berfungsilah, berperanlah sebagai garam bagi dunia yang telah menjadi tawar karena dosa. (tw)

DOA :“Tuhan Yesus, aku adalah garam dunia. Oleh tuntunan Roh-Mu aku mau menggarami dunia yang telah hambar karena dosa. Amin.”

Must Read