HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 21 Juli 2019

Khotbah Minggu, 21 Juli 2019


MUJIZAT
Ayat Pokok: Markus 6:51-52
Oleh: Rev. Stefan Sos (Canada)

Dalam injil Markus dicatat secara indah sekali mengenai belas kasihan Yesus yang membuka jalan untuk mujizat itu terjadi. Kalau tidak ada belas kasihan dan kuasa, maka tidak ada mujizat. Jadi belas kasihan dan kuasa yang memungkinkan mujizat itu terjadi.

Mujizat = Tanda-tanda
Kristus telah melakukan banyak mujizat, di antaranya: Memberi makan lima ribu orang dari lima roti dan dua ikan. Semua orang makan sampai kenyang, dan masih ada sisa potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan (Mark. 6:41-43).

Yohanes mencatat mujizat Yesus itu sebagai tanda-tanda. Tanda Pertama, Yesus dikerumuni oleh orang yang lapar. Mungkin saja mereka lapar secara jasmani, namun mereka tidak peduli dengan kelaparan jasmani. Mereka lapar mendengarkan pengajaran Yesus. Mereka lebih menginginkan firman Yesus dari pada roti untuk tubuh jasmani mereka.

Tanda Kedua, kita sebagai gereja Yesus Kristus selalu diperhadapkan padahal yang mustahil. Yesus selalu memberikan tugas pelayanan yang mustahil; yang tidak bisa dilakukan secara lahiriah, tidak bisa dikerjakan dengan tangan kita sendiri.

Yesus selalu membawa kita pada posisi yang supranatural yang tidak bisa dilakukan dengan lahiriah, karena kerajaan Allah itu bukan hal yang lahiriah. Semuanya supranatural karena Allah adalah supra ilahi. Dia bekerja dengan begitu ajaib.

Kedegilan Hati
Alkitab mencatat bahwa murid-murid terlibat dalam mujizat yang dilakukan Yesus, tetapi sayangnya “… mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil” (Mark. 6:52).

Di dalam hati murid-murid ada semacam ketidakpercayaan. Sekejap saja mereka lupa segala mujizat yang begitu menakjubkan yang Yesus pernah lakukan.

Setelah mujizat lima roti dan dua ikan, Yesus menyuruh murid-murid-Nya pergi ke seberang. Ketika hari sudah malam dan perahu sudah di tengah danau, ada gelombang ombak (angin sakal) sehingga mereka harus mendayung sekuat tenaga untuk bisa selamat sampai di seberang.

Murid-murid yang sedang dalam keadaan seperti itu, sangat ketakutan ketika melihat Yesus berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu (ay. 49). “Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, …” (ay. 51).

Mengapa mereka tercengang dan bingung? Karena hati mereka degil. Kedegilan hati menyebabkan orang tidak dapat mengerti dan merasakan kuasa Tuhan, tidak merasa tergetar melihat mujizat Tuhan.

Hidupmu berharga di mata Tuhan. Dia akan memasukkan engkau ke dalam rencana mujizat-Nya itu dan memberkati hidupmu. Dia, pembuat mujizat yang paling ajaib, akan memakai apa yang ada padamu seperti Dia memakai lima roti dan dua ikan milik seorang anak untuk memberi makan lima ribu orang dengan sisa dua belas bakul penuh.

Haleluyah! Tuhan Yesus memberkati.

Previous article
Next article

Must Read