HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanHebatnya Suatu Persatuan

Hebatnya Suatu Persatuan

Bacaan Alkitab Setahun: Nahum 1-3

Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan. (Pengkhotbah 4:12)

Kita pasti pernah mendengar orang mengucapkan ini: “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.” Ya, semboyan ini tentu tidak asing di telinga kita. Semboyan yang hampir dapat dipastikan masuk materi ujian mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar dulu. Sebagai pelengkapnya, guru saya memberi ilustrasi tentang lidi sebatang yang mudah patah dibandingkan dengan lidi segenggam yang sulit untuk dipatahkan. Inti yang ingin disampaikan adalah persatuan itu kuat, kokoh dan tak mudah dikalahkan.

Sayangnya, iblis mengerti kebenaran yang satu ini. Itulah sebabnya iblis kuatir dan takut, bila umat Tuhan bersatu hati untuk berdoa menaikkan satu permohonan. Sebab, Alkitab menjelaskan hanya butuh dua orang saja yang sepakat dalam iman meminta, maka Allah menjamin permintaan mereka dikabulkan. Bayangkan bila yang bersepakat dalam iman itu lebih dari dua orang, 6000 orang jemaat misalnya, dapatkah sorga menahan kebaikan-Nya untuk dicurahkan? Dapatkah iblis bertahan atas gempuran umat Tuhan yang berdoa atas nama Kristus Yesus mematahkan kuasanya?

Tidak mengherankan bila kemudian kita tahu bahwa salah satu strategi iblis untuk menghancurkan umat Tuhan adalah dengan memecah belah dan menjadikan orang tidak dapat sehati sepikiran. Dimulai dengan menaruhkan pendapat berbeda yang licik dalam pikiran manusia. Kemudian mendorong orang untuk merasa paling bisa, paling benar dan hebat sehingga harus didengarkan. Akhirnya, untuk satu persoalan saja sukar dicapai kesepahaman. Harus diakui lebih mudah memutuskan tender sebuah proyek daripada membuat satu keputusan maju di dalam pelayanan.

Hari ini bila kita ingin melihat berkat Allah tercurah, iblis dikalahkan, dan kemenangan menjadi milik kita, pesan sederhana renungan ini: jadilah pribadi yang dapat mendengar dan menerima pendapat baik saudara seiman kita. Bila itu kita lakukan, maka kita adalah orang-orang yang siap untuk sehati sepikir dalam Tuhan. Kita adalah orang yang siap untuk melihat betapa hebatnya kuasa Allah yang bekerja dalam kesehatian atau persatuan. (tw)

DOA : “Tuhan, hari ini aku mau belajar untuk mendengar dan menerima pendapat saudara seimanku. Aku mau menjadi pribadi yang siap bersehati untuk melihat pekerjaan besar Allah terjadi. Amin.”

Must Read