Penantian Itu

Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. (Galatia 5:5)

Tidak semua yang kita nantikan benar-benar datang dan menjadi kenyataan di hidup kita. Seorang penginjil mendoakan sesuatu yang sangat penting baginya selama tujuh tahun. Namun di akhir tahun ketujuh, Tuhan seolah berbicara dengan jelas lewat firman-Nya dalam 2 Korintus 12:9 yang berbunyi: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Ayat yang dituliskan Paulus ketika Allah menjawab seruan hatinya tentang penyakit yang bercokol di tubuhnya hingga akhir hanyatnya itu, membuat sang penginjil berhenti mendoakan permohonannya tersebut. Apakah Anda pernah mengalami hal yang sama? Apakah Anda kemudian berhenti mendoakannya setelah itu?

Dalam Alkitab, selain Paulus, ada banyak lagi tokoh-tokoh yang tidak mendapatkan apa yang mereka doakan. Ibrani bersaksi tentang hal ini dengan kalimat: “Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya …. Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.” (Ibrani 11:13 & 39). Karena itulah mereka pantas disebut sebagai pahlawan iman. Pengorbanan yang mereka tanggung dalam imannya sangat besar. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan (Ibrani 11:37). Sementara kita? KIta hidup di masa yang lebih baik, karena kita masih bisa beribadah dengan cukup leluasa. Bahkan, dalam pergumulan kita melawan dosa saja, kita belum sampai mencucurkan darah (Ibrani 12:4).

Mungkin kita masih mendoakan permohonan yang telah bertahun-tahun kita doakan. Teruslah berdoa dan menanti, jika Tuhan memberikan damai sejahtera untuk mendoakannya, dan jangan mudah menyerah dengan kenyataan hidup yang kian berat. Bila Tuhan tidak meminta kita untuk berhenti, majulah terus dalam doa dan iman percaya pada kuasa-Nya. Jangan menjadi lelah, walau mungkin sampai kita menutup mata untuk selama-lamanya, tak ada jawaban untuk hal itu. Biarkan Allah terus berdaulat! (em)

DOA : “Ya Yesus, Engkau yang Mahatahu apa yang kunantikan selama ini. Aku ingin Roh-Mu memampukanku untuk mengerti isi hati-Mu. Biarlah kehendak-Mu yang jadi dalam hidupku. Amin.”

Must Read