Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada poenderitaan kami. (2 Kor 4:17)
Seorang misionaris yang dikenal sebagai seorang muda berbakat dengan segudang talenta, ditemukan tewas di sebuah daerah pedalaman yang merupakan ladang penginjilannya. Ia kehilangan nyawanya karena beberapa penduduk asli mulai terganggu dengan pengajarannya tentang Yesus. Ketika kabar duka itu sampai di kota asalnya, banyak teman yang menyayangkan keputusannya untuk menjadi misionaris. Beberapa bahkan menyebutnya “bodoh”. Tetapi kemudian sang isteri menuliskan sebuah buku yang memuat beberapa perjalanan penginjilan suaminya, termasuk beberapa kalimat yang sering diucapkan suaminya. Salah satunya berbunyi, “Bukanlah bodoh jika kita melepaskan apa yang tidak bisa kita pertahankan, demi sesuatu yang tidak dapat direbut dari kita.” Quotation yang sangat dalam artinya.
Suatu kali seseorang yang kemudian menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat hidupnya bersaksi bahwa kehilangan kasih sayang keluarga dan teman-teman, kesulitan ekonomi, kecelakaan serta berbagai kesulitan lain yang ia harus hadapi setelah ia mengaku percaya kepada Yesus, justru membuatnya semakin mencintai Juruselamatnya. Ia merasa tidak pernah kehilangan damai sejahtera, walau tengah terhimpit oleh banyak masalah. Ia begitu yakin bahwa ia tidak pernah ditinggalkan sendirian. Ada Yesus yang selalu setia menemaninya melalui setiap persoalan dalam hidupnya. Rasa aman di tengah badai persoalan hidup itulah yang tidak dapat direbut oleh siapa pun, meski oleh ancaman derita sekalipun.
Saudara, tidak seorang pun dari kita yang sanggup mempertahankan hidup ini selamanya, karena cuma Tuhanlah yang punya kuasa untuk menghidupkan atau mengakhiri hidup kita. Namun tidak seorang pun juga yang bisa merebut damai sejahtera yang Roh Kudus karuniakan, ketika seseorang menerima Yesus sebagai Juruselamat hidupnya. Tantangan dan kesulitan sebesar apa pun tak dapat merebut rasa damai yang terlahir dari cinta kita kepada-Nya. Pengorbanan Kristus di atas kayu salib jauh lebih berharga daripada apa pun dalam dunia ini. Itulah sebabnya Paulus berkata, “Sebab aku yakin … baik maut maupun hidup … tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah ….” (Roma 8:38-39). (em)
DOA : “Terima kasih, Tuhan, untuk keselamatan yang boleh kuterima. Ajarku untuk bertahan, agar dalam iman percayaku, tak ada yang dapat merebut damai sejahtera-Mu di hidupku. Amin.”