Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. (Fil 2:5)
Adam pertama di Taman Eden tidak taat kepada Tuhan sehingga membuat semua manusia mempunyai benih dosa dari sejak mereka dilahirkan di dunia. Adam kedua adalah Kristus Yesus yang sangat taat kepada Allah Bapa sehingga Ia rela mati di kayu salib di bukit Golgota dan menjadi satu-satunya manusia yang tidak pernah berbuat dosa dan tidak mempunyai dosa di dalam diri-Nya.
Kristus Yesus sewaktu ada di dunia ini sama seperti kita. Dia juga manusia yang terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Dia pun memiliki keinginan sendiri tetapi Dia lebih memilih untuk taat kepada Bapa. Di taman Getsemani, ketika hari kematian-Nya hampir tiba, Ia berdoa kepada Bapa: “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” (Lukas 22:42).
Yesus mengetahui maksud dan tujuan dari Allah Bapa mengirim-Nya ke dunia, yaitu untuk mengembalikan rancangan Tuhan mula-mula ketika menciptakan manusia. Allah mau manusia hidup di hadapan-Nya tanpa cacat dan cela, tanpa dosa sama seperti Adam dan Hawa di taman Eden sebelum hari kejatuhan mereka. Kehendak Bapa tersebut diwujudkan-Nya dengan mengorbankan diri-Nya di kayu salib.
Betapa agung dan mulianya, Kristus Yesus yang menaruh pikiran dan perasaan Bapa di dalam diri-Nya, bahkan sejak pertama Ia ada di dalam dunia ini. Tidak heran ketika Ia keluar dari air setelah dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis Alkitab katakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku Berkenan.”
Bagaimana dengan kita? Jika kita ingin menaruh pikiran dan perasaan yang dari Allah yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, maka kita harus mengetahui kehendak Bapa untuk kita. Kehendak Bapa atas kita adalah “Hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1:16). (sas)
DOA : “Tuhan Yesus, aku mau menaruh pikiran dan perasaan TUHAN yang Kau miliki dalam diriku juga. Amin.”