Bersungguh-Sungguh Berdoa

Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. (Yak 5:17)

Seorang wanita belia diceraikan oleh suaminya, beberapa hari setelah ia melahirkan putri mereka di sebuah rumah sakit. Dalam kondisi yang masih lemah, dokter yang menangani bayi mereka menyampaikan kabar buruk tentang bayinya. Sang dokter memprediksi bahwa bayinya mungkin hanya bisa bertahan hingga tiga bulan saja. Berita yang sungguh mengerikan. Hatinya hancur berantakan oleh tekanan hidup yang bertubi-tubi menghimpitnya. Namun beberapa hari kemudian, seseorang yang awalnya ingin mempromosikan asuransi, kembali meneleponnya dan mengajaknya untuk pergi mengikuti ibadah di gerejanya. Dengan secuil harapan, wanita muda ini membawa bayi kecilnya ke gereja yang sederhana itu. Dan di sanalah ia menyerahkan segala beban hidupnya yang berat kepada Tuhan. Sejak hari itu, ia bersungguh-sungguh berdoa setiap hari serta berjuang untuk bertahan hidup. Banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupnya. Termasuk bertambahnya terus usia bayinya. Belasan tahun kemudian, ia menyaksikan kuasa Tuhan di hadapan pria yang pernah mencampakkannya dulu dengan sukacita, tanpa rasa benci sedikitpun. Kristus telah memenuhi segalanya baginya.

Mungkin saat ini Anda juga tengah dililit masalah. Bukan satu atau dua, melainkan banyak persoalan yang seolah menindih serta merenggut segala harapan di hidup Anda. Ingatlah bahwa Elia juga manusia biasa, sama seperti Anda dan saya. Namun ia telah bersungguh-sungguh berdoa sehingga hujan tidak turun bertahun lamanya. Alkitab juga mencatat bahwa setelah itu, Elia kemudian berdoa lagi sehingga langit menurunkan hujan dan bumi meneluarkan buahnya (Yakobus 5:18). Elia mampu menghadirkan kuasa Tuhan di bumi ini dengan bersungguh-sungguh berdoa. Maka bila kita bersungguh-sungguh berdoa, kuasa Tuhan juga pasti akan turun ke atas kita, dan mukjizat-Nya pasti terjadi!

Sudahkah kita menaikkan doa dengan kesungguhan hati? Adakah kita berdoa di saat tubuh lelah, sehingga kata-kata yang kita sampaikan pada Tuhan hanya bagai angin lalu yang berakhir sia-sia? Berdoalah lagi dengan sungguh-sungguh. Nurani kita pasti bisa rasakan kesungguhan doa. (em)

DOA : “Ya Bapa, ampunilah aku bila selama ini, kuabaikan suara hatiku dalam berdoa. Tolonglah aku untuk lebih bersungguh-sungguh lagi dalam doa-doaku kepada-Mu, seperti Elia. Amin.”