Sehatkah Mata Rohani Kita ?

Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. (1 Yoh 2:9)

Surat Yohanes yang pertama ini dituliskan bukan untuk orang yang belum mengenal Tuhan, tetapi untuk jemaat Tuhan yang sudah ditebus oleh darah Yesus. Surat ini ditulis berdasarkan apa yang telah ada sejak semula, yang telah didengar, yang telah dilihat dengan mata sendiri, dan yang telah disaksikan, yang telah diraba dengan tangannya tentang Firman hidup. Itulah yang dituliskan oleh rasul Yohanes. (1:1).

Yohanes mempunyai suatu kepekaan atau perasaan yang tajam dari Roh Kudus bahwa telah terjadi saling membenci di antara jemaat Tuhan. Mereka mempunyai Yesus yang sama, mereka memikul salib yang sama, mempunyai Juruselamat yang sama, mempunyai tujuan sorga yang sama, Yesus sebagai Jalan Kebenaran yang sama, tapi prakteknya berlawanan. Prakteknya mereka membenci satu dengan yang lain. Itulah sebabnya Yohanes menulis: “Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.”

Kalau dia berjalan dia tidak tahu ke mana dia pergi. Harus ada orang yang menuntun dan memberitahukan, “Awas ini dekat pohon. Hati-hati di sebelah kirimu ada lubang.” Mengapa begitu? Karena dia buta. Tetapi kalau dia dapat melihat, tidak perlu ada orang berkata begitu. Dia tahu di mana letak pohonnya, dia tahu di mana pintu masuknya, dan tahu ada lubang di depannya. Intinya dia tahu ada hal yang tak boleh dilanggar. Dia tahu karena dia melihat.

Hari ini, adakah hati kita limpah dengan kasih? Apakah kerohanian kita sehat? Apakah mata rohani kita dapat melihat terang kasih Tuhan dan kebenaran firman Tuhan? Bila kita tahu kebenaran, maka kita tidak akan mungkin saling membenci. Sebaliknya sebagai saudara bersaudara di dalam Tuhan kita justru saling mengasihi. Kebencian hanya akan menyesatkan hidup kita, tetapi hidup mengasihi sesama membuat terang Tuhan tetap bersinar atas kita. (wb)

DOA: “Tuhan Yesus, ampuni aku jika engkau dapati aku membenci saudara seimanku. Tuntunlah aku agar dapat mengasihi mereka yang kubenci dengan hati yang tulus. Amin.”