… datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga. (Mat 6:10)
Jika diterjemahkan secara bebas, kata “omakase” dari bahasa Jepang ini berarti “Saya menyerahkan kepada Anda”. Biasanya istilah ini muncul di bidang kuliner. Beberapa restoran Jepang menawarkan sistem ini kepada para pelanggannya. Bagi orang-orang yang malas berpikir atau belum paham betul dengan aneka menu hidangan khas Jepang, mereka bisa menyerahkan pilihan makanan kepada sang koki. Cara ini disebut dengan “omakase”. Tidak sedikit orang yang menyukai cara ini, karena biasanya pilihan para cheft adalah pilihan yang kemudian sangat memanjakan lidah para pengunjung restoran.
Prinsip yang sama dengan “omakase” seharusnya juga menjadi gaya hidup kita sebagai anak-anak Tuhan. Yesus sendiri mengajarkan kita untuk berdoa, “Bapa Kami yang di Sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga.” Yesus mengajarkan kita untuk mempercayakan diri kita sepenuhnya pada kehendak Allah. Dan hal itu juga yang Yesus lakukan saat Ia harus menghadapi sengsara di Kalvari. Dalam kesedihan yang teramat besar, Yesus tetap taat dan tunduk pada kehendak Allah di Sorga. Cawan pahit pun diterima-Nya.
Hidup dalam keikhlasan untuk menerima tuntunan Tuhan memang tidak mudah. Apa yang sebenarnya baik untuk kita, sering sekali terasa tidak enak atau kurang menyenangkan. Sama seperti ketika kita divonis menderita suatu penyakit dan mendapatkan daftar panjang larangan makanan. Betapa tersiksanya saat harus mengikuti pola diet yang ditentukan oleh dokter, bukan? Padahal apa yang kita sukai, tidak jarang justru mengancam kesehatan kita.
Ketika Daud jatuh dalam dosa perzinahan dengan isteri Uria dan kemudian bertobat setelah ditegur oleh Nabi Natan, ia tidak membuat janji untuk tidak melakukan kesalahan yang sama kepada Tuhan. Sebaliknya, ia berdoa, “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!” (Mazmur 51:12). Daud menyerahkan hidupnya untuk Tuhan kuduskan dan baharui, sesuai dengan maunya Tuhan. Daud memilih “omakase” kepada Allahnya. Bagaimana dengan kita? (em)
DOA: “Kepada-Mu kuserahkan hidupku untuk Engkau kuduskan dan pakai sesuai dengan kehendak-Mu. Di dalam nama Yesus, aku mau ikuti pilihan rencana indah-Mu bagiku. Amin.”