HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 28 April 2013

Khotbah Minggu, 28 April 2013

MISSING
Oleh: Pdt. Yohanes S. Praptowarso, Seoul

Beberapa  hal yang sudah mulai hilang dari kehidupan Pantekosta saat ini:

1. Semangat Kesukarelawanan

1 Kor 9:18 “… aku memberitakan Injil tanpa upah …” Di tengah-tengah dunia yang didominasi dengan materialisme, konsumerisme, semangat sukarelawan dalam melayani Tuhan juga mendapatkan pengaruh. Dan ini terasa dalam gerakan Pantekosta saat-saat ini. Pekerjaan pelayanan dengan sukarela dipandang sebagai sesuatu yang usang. Segala pekerjaan pelayanan mulai cenderung dijadikan sebuah profesi yang diapresiasi/diukur dengan materi.

Bila standar keberhasilan pelayanan diukur dengan keberhasilan finansial, timbul pertanyaan apakah kita akan dapat bertahan pada waktu antikris memerintah? Hanya anak-anak Tuhan yang melayani dengan semangat kesukarelawanan yang akan dapat bertahan pada jaman antikristus, karena dasar pelayanannya adalah kasih Kristus.

Penderitaan dipandang sebagai sesuatu yang tidak berhasil dalam hidup secara materi; tidak diterjemahkan sebagai pengikut Kristus dimana roh yang ada di dalam kita berlawanan dengan roh yang ada di dalam dunia ini. Jika orang percaya di dalam Tuhan tidak merasakan apa-apa di dalam roh-nya (tidak merasa tertekan, tetap nyaman) di dalam dunia yang semakin hari semakin jahat, mungkin roh kita sudah bersesuaian dengan roh yang ada di dalam dunia ini. Roh kita yang tertekan suatu saat akan dibebaskan dan menerima kemenangan yang dari Tuhan.

Yesus secara sukarela datang ke dalam dunia ini, mengampuni dan menyelamatkan kita, mencurahkan Roh-Nya, hendaknya kita dengan semangat yang sama secara sukarela bekerja untuk kerajaan Allah.
 
2. Meninggalkan peran Roh Kudus yang mempersatukan gereja.

Kis 15:28-29 merupakan hasil keputusan sidang para rasul di Yerusalem dimana pada waktu itu terjadi perpecahan gereja yang luar biasa. Kelompok gereja pertama adalah kelompok yang dipimpin oleh Yakobus saudara kandung Yesus. Sedangkan rasul Yohanes, Petrus dan rasul lainnya memimpin kelompok gereja Yahudi. Mereka hidup dan berpikir dengan cara Yahudi. Pada waktu itu gereja berpikir setiap orang yang percaya perlu menjadi Yahudi seperti Yesus dan mereka akan diselamatkan.

Namun ada kelompok gereja baru yang bertumbuh di luar Palestina (Kis 13 jo pasal 9:15), mengutus Paulus dan Silas, dan juga Barnabas memberitakan Injil ke segala bangsa bukan Yahudi. Kelompok ini bertumbuh lebih besar jumlahnya daripada kelompok gereja Yahudi. Cara hidup mereka tidak seperti Yahudi, termasuk apa yang mereka makan, tidak sama. Karena perbedaan itulah akhirnya mereka mengambil keputusan yang dipimpin oleh Roh Kudus sehingga terjadi rekonsiliasi antara gereja Yahudi dan Non Yahudi (ay 28), sehingga mereka bisa hidup dengan cara mereka masing-masing. Tidak ada doktrin yang dibangun manusia yang dapat menyatukan gereja. Hanya kekuatan Roh Kudus yang dapat menyatukan gereja di seluruh dunia. Mari tundukkan diri kita pada Roh Kudus.

3. Meninggalkan belajar dari Roh Kudus

Yoh 14:26 “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu …”

Diawal gerakan Pantekosta yang berkobar-kobar terjadi suatu hal yang luar biasa. Ini dikarenakan dipimpin oleh para hamba Tuhan yang belajar dari pimpinan Roh Kudus, membuat suatu pengajaran iman yang kuat pada konteksnya masing-masing di setiap jaman dan tidak pernah usang.

Why 2:7,11,17,29; 3:22 Tuhan berkata berulang-ulang kepada tujuh jemaat “Barangsiapa mempunyai telinga, hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan Roh Kudus.”

Tetapi cara ini mulai ditinggalkan dan mulai cara belajar linear, dengan mengandalkan kemampuan daya tangkap otak. Namun otak manusia terlalu sempit untuk memahami rencana-rencana Allah. Rahasia sorga dinyatakan oleh karena pekerjaan Roh Kudus. Banyak hal yang kita tidak tahu. Minta Roh Kudus untuk mengajar. Tuhan Yesus memberkati.

Previous article
Next article

Must Read