HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Perayaan Natal, 22 Desember 2013

Khotbah Perayaan Natal, 22 Desember 2013

IMANUEL
Ayat Pokok: Lukas 2:14
Oleh:  Pdt. A.H. Mandey

Bagi orang-orang Israel, Allah menentukan bahwa harus merayakan hari-hari raya. Hari raya utama mereka adalah hari raya Paskah, Pantekosta, dan Pondok-Pondok Daun. Jadi ada tiga hari raya yang utama. Tiga hari raya ini kalau dipecah menjadi tujuh hari raya sebab hari raya Paskah terdiri dari tiga bagian, hari raya Pantekosta berdiri sendiri, dan hari raya Pondok-Pondok Daun juga terdiri dari tiga hari raya. Hari-hari raya inilah yang diwajibkan oleh Allah bagi bangsa Israel untuk selalu melakukannya khususnya para Pria Israel sangat diwajibkan datang ke Yerusalem dimana pun mereka berada untuk merayakan tiga hari raya ini.

Hari Kelahiran Yesus
Menurut perhitungan Yahudi, Yesus tidak lahir tanggal 25 Desember, tetapi fakta adalah Yesus sudah lahir. Kelahiran ini karena perpaduan dua sifat manusiawi yang sebenarnya bertentangan satu dengan yang lain, misalnya bahwa Yesus akan datang ke dalam dunia ini sudah dinubuatkan/diucapkan/ditentukan oleh Allah, bahkan Yesus sudah dipilih dan ditentukan untuk menjadi Penebus; yang menebus manusia dari dosa dan kesalahannya untuk menjadikannya milik Tuhan (1 Pet 1:20). Kitab Wahyu mengatakan bahwa kita semua sudah dibeli dengan darah Yesus untuk menjadi milik Tuhan. Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Filipi bahwa “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, …” (2:5) – supaya kita bisa mempunyai pikiran dan perasaan yang sama seperti ada di dalam Yesus Kristus.

Siapakah Yesus Kristus ini?
Datangnya Yesus Kristus ke dalam dunia ini sudah dikatakan dan sudah ditentukan oleh Allah. Dalam mempelajari peta zaman sudah dipahami benar dari zaman ke zaman dan dari generasi ke generasi kita bisa belajar mengerti bagaimana hebatnya sesuatu yang ada dalam hati dan pikiran Allah. Jadi bagaimana mungkin pikiran kita sebagai manusia hendak disamakan dengan pikiran Yesus Kristus yang adalah Allah? Bagaimana kita bisa mengerti? Meskipun sukar untuk dimengerti, tetapi ternyata bisa, dan karena bisa maka perkara-perkara heran bisa terjadi.

Sebelum lahir di kandang Betlehem, Yesus berada di dalam sorga dalam keadaan sebagai Allah (2:6). Dia adalah Allah yang telah menjadi manusia (Yoh 1:1,14).  “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-nya dalam roh dan kebenaran” (4:24). Roh tidak bisa dilihat dan tidak bisa dipegang. Jadi bagaimanakah Yesus yang adalah Roh bisa menjadi manusia yang bisa dilihat dan bisa dipegang? Dalam Filipi 2 dikatakan: “Walaupun dalam keadaan rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.” Jadi sebelum Yesus lahir dalam dunia ini, Dia adalah setara dengan Allah. Namun Yesus harus meninggalkan kesetaraanNya dengan Allah. Dia harus mengosongkan diriNya, artinya Dia harus melepaskan diriNya dari posisiNya sebagai Allah Pencipta. Dia harus merendahkan diriNya menjadi sama dengan manusia yang berdosa; memberontak kepada Allah. Orang  yang memberontak kepada Allah keadaannya sama seperti  babi yang kembali ke kubangannya. Dengan kedatangan Yesus ke dalam dunia ini, segala dosa yang ada pada manusia ditanggungkan kepada Yesus yang menjadi sama seperti manusia yang berdosa. RupaNya Dia pada waktu disalibkan tidak lagi seperti rupa manusia, tapi Dia rela melakukannya. Demikian pula Maria, seorang perawan yang rela mengorbankan perasaannya diolok-olok dan difitnah karena mengandung tanpa suami, bahkan berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanMu itu” (Lukas 1:38).

Bagaimana dengan saudara dan saya, apakah rela melakukan seperti yang sudah dilakukan Yesus dan Maria? 2 Korintus 6:16 berkata, “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup ditengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.” 1 Raja-Raja 8:56-58. Dia adalah Imanuel, Allah beserta kita!

Must Read