HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanIman Abraham 1, iman vs logika

Iman Abraham 1, iman vs logika

Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. Ibrani 11:17-19

Iman sering dipertentangkan dengan logika. Iman dianggap tidak rational, tidak masuk Akal. Tidak dapat dibuktikan dengan akal sehat. Sederhananya iman itu tidak logika. Akibatnya banyak orang yang mengaku Kristen dan punya iman lebih sering mengutamakan logika lebih daripada imannya. Suatu sikap yang jelas salah. Logika tidak akan pernah dapat membawa manusia kepada keselamatan tapi iman mampu. Logika tidak akan pernah mendatangkan mujizat tapi iman bisa. Logika terbatas tetapi iman tak dapat dibatasi sekalipun dengan logika kita. 

Kalau saja Abraham menempatkan logika yang utama, ia pasti tidak akan mau mempersembahkan Ishak sekalipun itu Allah yang minta. Sebab logika mengatakan Ishak pasti mati dan Abraham akan kehilangan anak satu-satunya untuk selama-lamanya. Saya bersyukur Abraham menempatkan iman diatas logikanya. Abraham rela dan taat kepada Allah mempersembahkan Ishak dengan imannya. Bukan dengan logikanya. Bahkan kemudian kita tahu dari firman di atas, dalam imannya Abraham sanggup berpikir kalaupun Ishak mati Allah dapat membangkitkannya.

Puji Tuhan, Haleluya! Ini luarbiasa sekali. Iman Abraham yang besar menguasai logikanya. Hasilnya sebuah pemikiran yang tidak lazim pada masa itu timbul di pikiran Abraham: KEBANGKITAN. Logika tidak akan mampu membuat Abraham berpikir tentang kebangkitan. Itu pasti. Kalau selama ini kita lebih menempatkan logika di atas iman, pesan sederhana renungan ini: berubahlah. Berilah tempat yang utama bagi iman melampaui logika di dalam hidup kita. Kemudian nikmatilah pekerjaan-pekerjaan besar Allah kita yang pasti akan terjadi lewat iman di dalam hidup kita.(tw)

Doa: Tuhan Yesus, mulai hari ini aku mau belajar mengiring Engkau dalam dunia ini dengan imanku, bukan dengan logikaku saja. Aku mau menempatkan imanku di atas logikaku. Amin.

Must Read