HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 18 Mei 2014

Khotbah Minggu, 18 Mei 2014

BERTOBAT DAN TINGGAL DIAM
Ayat Pokok: Yesaya 30:15
Oleh: Pdt. Noch Mandey (GPdI Surabaya)

Sebab beginilah firman Tuhan Allah, Yang Mahakudus, Allah Israel: ”Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Terkadang kita masih memiliki sifat kekanak-kanakan -> gambaran kehidupan rohani yang belum dewasa. Kita perlu menjadi dewasa rohani sehingga kita boleh masuk dalam pernikahan “Anak Domba Allah”. Sekalipun itu suatu kiasan, tetapi pengertian rohaninya “kita akan menikah”. Pernikahan adalah bagi orang yang dewasa, bukan kanak-kanak. Jemaat yang dewasa secara rohani akan menikah dengan Yesus; yang layak berjumpa dengan Yesus.

 

Tidak ada manusia yang tidak bersalah baik sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja. Alkitab sendiri menyatakan bahwa setiap kita adalah orang berdosa yang mendapat kasih karunia Allah sehingga kita dibebaskan dari hukuman kekal, bahkan kita dijadikan keluarga Allah, warga Kerajaan Sorga. Pastikan dalam hidup kita bahwa kita adalah Warga Kerajaan Sorga.

Anak yang Terhilang
Lukas 15:18-24. Yang seorang menyadari kehidupannya sehingga ia terlepas dari konflik. Sedangkan yang seorang lagi tidak menyadari kehidupannya sehingga ia tetap hidup dalam permasalahannya. Di saat sedang menghadapi ketegangan dalam hidupmu, katakan HALELUYAH, maka engkau akan diberkati. Persoalan hidup seringkali membuat iman, kesetiaan dan kekudusan kita menjadi rapuh sehingga kita kehilangan berkat. Saudara adalah orang beriman. Saudara tahu kemana arah kasih itu: Eros, Philio, Storge, tetapi ketiga kasih dalam diri manusia itu tidak sempurna dan berbahaya. Dalam Efesus 6 dikatakan: “Penguasa-penguasa dunia ini, roh-roh najis sedang dilepaskan dan beredar di berbagai tempat. Manusia menjadi terbatasi dalam membangun kehidupan yang berbahagia. Sebab itu ketiga kasih itu harus dibungkus dengan kasih Allah (Agape). Ketika kasih Allah sudah membungkus kita, bukan berarti kita sudah terlepas dari berbagai kesulitan. Perubahan hidup sangat diperlukan. Perubahan tidak akan terjadi apabila saudara dan saya belum disentuh oleh Firman dan Roh Kudus.

Bertobat
Adalah menyesali perbuatan-perbuatan yang salah dan mau meninggalkannya untuk hidup dalam perubahan. Dunia ini sangat rentan dengan masalah, tetapi dengan berobat, engkau akan diberkati Tuhan. Apakah kita secara pribadi sudah mengalami perubahan itu? Ataukah kita sedang tenggelam dalam masalah? Bila kita melihat dalam firman Tuhan, kehidupan yang telah dipersiapkan akan mampu menghadapi tantangan itu. Persoalan hidup setiap saat bisa terjadi. Namun Gerakan Pantekosta adalah gerakan yang dilandasi oleh Firman dan kekuatan Roh Kudus. Iblis sedang memainkan berbagai strategi dihari-hari ini. Ia mulai memasang perangkap untuk menghancurkan kita. Pastikan engkau ada sebagai keluarga Kerajaan Allah.

Miliki Firman
Mazmur 119:101-105 – Firman ini merupakan modal awal yang Tuhan berikan kepada kita. Berpeganglah pada firman-Nya, bukan pada mobil mewah, rumah mewah, uang karena itu semua dapat menghancurkan kita. Tuhan tidak mau ada yang binasa. Ayat 105 mengatakan, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

Allah tidak berkompromi dengan dosa, namun ketika orang bertobat dan mengakui kesalahannya, Tuhan akan memulihkan hidupnya. Pintu kemurahan Tuhan suatu saat akan ditutup, karena itu pergunakanlah kemurahan Allah dengan sebaik-baiknya. Seperti anak yang terhilang berkata, “Aku sudah berdosa, aku tidak layak, ….” Pengakuan seperti ini sangat diperlukan. Jika kita merendahkan diri dan bertobat, maka Tuhan akan memulihkan kita. Kita perlu kembali pada jalan yang benar. Mungkin kita tidak hilang dalam pandangan keluarga, tetapi terhilang dari pandangan Allah sebab ada dosa yang menutupi pandangan Allah. Saat Adam berdosa di Taman Eden. Apakah tempat itu jauh dari Allah? Tidak, dosa Adam yang membuat Allah tidak bisa melihatnya. Mari kita kembali kepada pintu kemurahan Allah yang masih terbuka. Ketika anak terhilang itu menyadari akan hidupnya, Bapa mengembalkan lagi ia sebagai anak. “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya” (ay. 22). Karena cinta Bapa mengembalikan semua yang sudah hilang dari kita. Pendamaian dengan Tuhan akan dikembalikan kepada kita. Jangan sia-siakan pengorbanan Yesus. Segala pelayanan yang kita berikan kepadaNya, berikanlah dari hati, bukan dari kehebatan atau kepintaran kita, sebab pelayanan yang murni itu ada di hati kita. Jangan seperti si anak sulung (ay. 28), melayani bukan dengan hati yang tulus. Di hatinya ada iri dan kepahitan. Allah tidak akan memberkati orang yang memiliki sifat seperti itu.

Apakah saudara sedang menghadapi persoalan rumah tangga yang retak, ekonomi yang goncang, anak-anak yang berontak? Ingat, Tuhan cinta kita semua. Saudara dan saya akan melihat kemenangan. Haleluyah, Tuhan memberkati saudara!
 
 

Must Read