Untuk Tuhan

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)

Beberapa belas tahun yang lalu ketika saya dan rekan-rekan sedang dalam perjalanan untuk suatu misi pelayanan. Waktu itu cuaca sedang hujan. Saya melihat beberapa anak yang berusia kurang lebih 8-10 tahun. Tubuhnya basah, kedinginan dan gemetar. Mereka berjalan di antara mobil-mobil yang berhenti di lampu merah, sambil bernyanyi diiringi dengan tepukan tangan sebagai alat ‘musik’-nya. Kemudian menengadahkan tangan untuk meminta uang kepada si pengendara mobil. Beberapa pengemudi memberikan uang receh sementara yang lain mengusir dengan mengangkat tangan atau membunyikan klakson.

 

Setelah pulang dari pelayanan, pemandangan yang saya lihat dalam perjalanan tadi terus menggangu pikiran saya. Saya teringat akan masa lalu saya yang kelam. Yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan keadaan mereka. Sekalipun saya tidak sampai mengemis dengan cara seperti yang mereka lakukan. Tapi hidup saya saat itu juga lebih banyak ada di jalanan. Dan tidak ada seorangpun yang datang untuk melayani saya dan teman-teman jalanan saya waktu itu. Spontan, saya berteriak protes kepada Tuhan di dalam hati saya, “Tuhan, mengapa Engkau membiarkan ketidakadilan semacam ini terjadi? Bukankah Engkau mengasihi mereka? Lakukanlah sesuatu bagi mereka?” Namun, sepertinya Tuhan tidak menjawab apa-apa. Tetapi menjelang malam ketika saya hendak tidur, Firman Tuhan seperti datang kepada saya dengan lembut, “Aku sudah melakukan sesuatu. Kamu adalah saksiku, bahwa Aku sudah melakukannya untuk mereka.” Firman Tuhan yang datang itu benar-benar telah menyadarkan saya, akan satu hal, yaitu mengenai “peran” saya.

Yesus datang membawa terang ke dalam dunia yang gelap karena dosa. Dunia yang kejam dan penuh ketidakadilan. Tugas-Nya telah selesai dan kini tugas itu dilanjutkan kepada kita. Bagaimana dengan kita? Sering kita menemui orang-orang yang menderita tanpa kasih sayang, tanpa pernah merasakan kebaikan. Apakah kita telah menyatakan kasih dan kuasaNya yang mampu mengubah hidup manusia? Benar, kita tidak mungkin dapat mengatasi semua kesulitan yang ada di dalam dunia ini, tetapi kita dapat menjadi saksi tentang terang Kasih Tuhan dan membawa kemuliaan bagi Bapa (Mat 5:14-16). Lewat apa yang bisa kita lakukan bagi orang lain yang sangat membutuhkan kasih Bapa, yang mungkin bagi sebagian orang itu tidak begitu berarti. Tapi, yakinlah, hal itu sangat besar artinya di hadapan Bapa kita di sorga. Bersediakah saudara?(se)

Doa: Bapa, ampunilah aku jika selama ini aku kurang menyadari peranku sebagai alat kasih-Mu bagi sesama. Roh Kudus, mampukan aku untuk dapat melakukan apa yang seharusnya kulakukan bagi sesama. Amin.

Must Read