Merubah Sifat Duniawi

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Roma  12:2

Pernahkah Anda melihat Koala? Koala adalah binatang khas Australia. Lucu dan cukup jinak. Tetapi Koala justru dikenal sebagai binatang termalas di dunia. Bayangkan dalam sehari ia bisa tidur 22 jam. Itu artinya ia hanya beraktivitas sehari 2 jam saja! Kalaupun ia mau makan, ia hanya mencari makanan yang dapat dijumpai di dekatnya saja. Alias ia hanya perlu menggeser sedikit saja tubuhnya. Dapatkah sifat pemalas Koala berubah? Tentu saja tidak. Sebab binatang hanya bertindak berdasarkan naluri atau insting. Naluri adalah suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk hidup dan diperoleh secara turun-temurun (filogenetik).

Berbeda dengan manusia. Kita bertindak tidak hanya berdasarkan naluri saja tetapi juga pemahaman. Bila manusia diberi pemahaman dan ia mengerti, maka pasti ia berubah. Misalnya: melihat seringnya terjadi kecelakaan di kilometer 90 hingga 100 pada tol Cipularang, maka bila melintasi kilometer tersebut pasti kita mengurangi kecepatan kendaraan. Secara sederhana inilah yang disebut dengan pembaharuan budi.

Allah mau agar kita meninggalkan sifat-sifat duniawi kita atau dalam bahasa Alkitab keinginan daging. Sebab sifat duniawi itu akan mendatangkan maut. Tentu kita semua sudah paham dan ingin tinggalkan sifat duniawi, tetapi seringkali kita kalah terhadap keinginan daging. Maka sebaiknyalah pada pembaharuan budi ditambahkan disiplin. Dengan berdisiplin melatih diri melakukan kebenaran kelak akan dihasilkan sebuah perubahan karakter yang permanen. Soal gagal sekali, dua kali atau bahkan beberapa kali, itu bukan masalah. Asal bangkit lagi dan terus berusaha lakukan yang benar. Inilah yang dikehendaki Allah.

Kita bukanlah Koala yang tidak mungkin bisa berubah. Kita adalah manusia yang dilengkapi Allah dengan akal budi. Setelah tahu kebenaran, berubahlah dimulai dari pembaharuan budi dengan berdisiplin mengerjakan kebenaran setiap saat.(tw)

Doa: Tuhan Yesus, oleh kekuatan Roh-Mu aku akan berdisiplin melakukan kebenaran sampai aku berubah menjadi seperti Engkau. Amin.

Must Read