Senjata Kemenangan

Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. (2 Korintus 10:4)

Tugas yang diberikan kepada Daud adalah membawakan makanan untuk kakak-kakak laki-lakinya di tengah-tengah suatu pertempuran dengan orang Filistin (1 Sam. 17). Tetapi kemudian Daud mendapati dirinya ada dalam sebuah peperangan… bukan antara dua pasukan, melainkan antara dua orang; Saul dan Goliat. Goliat sedang mengutuki, sementara Saul sedang gemetar ketakutan.

 

Terorlah yang berkuasa pada hari itu! Goliat adalah seorang keturunan raksasa, sama seperti raksasa yang telah menyebabkan ketakutan dalam hati para mata-mata utusan Musa sekitar empat ratus tahun sebelumnya. Walaupun secara jasmani Saul lebih tinggi dari semua orang Israel, memiliki persenjataan lengkap dan berasal dari suku Benyamin yang ahli dalam menggunakan ketapel, ia bukan saingan raksasa nyata, ketakutan. Saul merasa seperti belalang di hadapan Goliat.

Para pemimpin masa kini sering dipilih dengan menggunakan syarat yang sama yang membuat Saul terpilih; otak yang bagus untuk bisnis, bahu lebar untuk menanggung beban bisnis, atau penampilan yang mengesankan dan skill yang luar biasa.

Bertolak belakang dengan Saul, Daud dipilih karena ia adalah seseorang yang rindu mengenal hati Allah. Ia tidak takut kepada Goliat yang angkuh dan egosentris. Raja masa depan dengan pakaian gembala itu melangkah maju, tidak takut, karena ia telah bersama Tuhan. Daud tahu bahwa kunci untuk melangkah ke dalam peperangan dan memenangkannya adalah mengizinkan Tuhan berperang baginya. Ia tahu bahwa keberhasilan terletak bukan pada persenjataan Saul yang terlalu besar, melainkan pada seluruh persenjataan Tuhan.

Terlalu banyak orang Kristen masa kini tidak menggunakan persenjataan Allah, sebaliknya memilih ‘persenjataan’ seperti Saul. Tidak heran kalau kemudian mereka gemetar karena berperang dengan kekuatan sendiri. Mereka mempersiapkan diri hanya untuk menemukan bahwa mereka kalah dalam peperangan! Bagaimana dengan saudara? (srs)

Doa: Tuhan Yesus berilah saya hikmat untuk dapat menghadapi peperangan kehidupan bukan dengan kemampuan saya, melainkan dengan kuasaMu, Amin.

Must Read