HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 27 September 2015

Khotbah Minggu, 27 September 2015

PENGAMPUNAN
Ayat Pokok: Filemon 1:15
Oleh: Pdt. dr. Simon Kostoro (Malang)

Pengampunan adalah kunci pemulihan hubungan terutama dalam keluarga, termasuk dalam keluarga orang percaya khususnya hubungan suami-istri. Pengampunan juga memulihkan hubungan antara manusia dan Tuhan.  Kita bisa belajar dari tiga kasus di bawah ini.

1. Filemon dan Onesimus
Surat Paulus kepada Filemon dalam Filemon 1:15-19 mempunyai latar belakang sebagai berikut: Filemon adalah orang yang cukup berada di kota Kolose. Ia mempunyai bawahan bernama Onesimus, yang bertemu dengan Rasul Paulus di kota Roma. Lalu ia bertobat dan menjadi hamba Tuhan. Sulit bagi Filemon untuk menerima Onesimus karena ia merasa dirugikan. Namun Paulus berkata kepada Filemon agar menerima Onesimus sebagai saudara, bukan sebagai hamba. 

Betapa penting seorang pengantara seperti Rasul Paulus. Kalau bukan karena Paulus, sulit bagi Filemon untuk menerima Onesimus; orang yang telah merugikannya. Pengantara kita adalah Yesus Kristus. Kasih dan pengorbanan-Nya menjadi dasar pengampunan, yang telah memampukan kita untuk mengampuni orang lain. Seperti dikatakan dalam Kolose 3:13 “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” Jadi dasar kita mengampuni bukan karena kita mampu, kita mau, atau karena kasihan, tetapi karena kita tahu, kita juga sudah diampuni oleh Kristus.

2. Yusuf
Yusuf mengalami perlakuan yang tidak baik dari saudara-saudaranya. Ia dibenci, dimasukkan ke dalam sumur, dijual ke Potifar, difitnah oleh istri Potifar, dipenjarakan. Sebenarnya Yusuf punya alasan yang cukup untuk memendam kebencian terhadap saudara-saudaranya, tetapi Yusuf lebih memilih untuk mengampuni. Jadi pengampunan adalah pilihan, dan itulah yang berkenan kepada Tuhan. Pengampunan adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang di sekitar saudara.

Mengapa Yusuf bisa mengampuni?  Karena “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya  untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga. Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya” (Kej 50:20-21). Yusuf menyadari rencana Allah dalam hidupnya. Hendaknya kita juga mau belajar untuk mengerti apa yang menjadi rencana Allah dalam hidup kita. Apa yang kita alami adalah rencana Allah untuk kebaikan kita, sesuai yang dikatakan dalam Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

3. Ayub
Di dunia ini tidak ada orang yang mengalami penderitaan seperti Ayub, yang dalam sekejap menjadi miskin, anak-anaknya mati karena musibah, seluruh tubuhnya sakit gatal penuh luka, istrinya dan para sahabatnya mengutukinya. Sungguh sangat menyakitkan Ayub, sehingga ia berkata kepada Tuhan lebih baik ia menjadi bayi yang gugur yang tidak dilahirkan.

Tuhan bukanlah Tuhan yang lupa dan tidak bertanggung jawab. Tuhan memulihkan keadaan Ayub, bahkan memberikan dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu (Ayub 42:10). Mengapa Tuhan memberikannya dua kali lipat? Karena Ayub mengampuni, mendoakan dan memberkati orang-orang yang telah menyakitinya.
Dunia ini butuh pengampunan. Kalau kita ingin melihat keluarga dipulihkan, sakit disembuhkan, bisnis dipulihkan, kuncinya adalah pengampunan. Doakan mereka. Tuhan melihat ketulusan hati kita. Dia akan bekerja menepati janjiNya. Kalimat terakhir Yesus di kayu salib “Sudah genap,” artinya semua sudah Ku ampuni. Lukas 6:37 “janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.”  Tuhan Yesus memberkati.

Must Read