HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 24 Januari 2016

Khotbah Minggu, 24 Januari 2016

DIBUANG & DIINJAK
Ayat Pokok: Matius 5:13
Oleh:Pdt. A.H. Mandey
 
Kamu adalah garam dunia.  Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?  Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 

Allah menghendaki saudara dan saya menjadi garam dunia.  Garam amat dibutuhkan manusia.  Kita telah melihat orang benar begitu berharga di mata Tuhan.  Sejatinya, Sodom dan Gomora bisa luput dari murka Allah.  Setelah Abraham memberanikan diri tawar menawar dengan Allah, Ia akhirnya setuju:  sekiranya ada sepuluh orang benar di sana, Ia “tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu.”  Luar biasa kasih Allah akan orang-orang benar!

Peringatan
Garam memang dibutuhkan setiap orang.  Namun Alkitab juga memberi peringatan: jika garam menjadi tawar, ia tak lagi berguna; ia akan dibuang dan diinjak-injak!

Jadi, karena berbagai sebab, garam bisa kehilangan rasa asinnya dan menjadi tawar! 

Firman Tuhan menasihati untuk mempertahankan keasinan kita sebagai garam; untuk waspada terhadap orang fasik yang menyelinap untuk menyesatkan dan mengikis keasinan kita. 
“Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.  Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum.  Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus“ – Yudas 1:3-4.

Masa Perhentian
“Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain” – Ibrani 4:8

Alkitab bicara tentang satu hari perhentian.  Saat dimana kita terbebas dari segala tanggungan, tekanan dan aniaya Iblis yang hendak menjadikan kita tawar!  Hari dimana tak lagi ada  airmata, kesusahan dan penderitaan.  Itulah Kerajaan 1000 tahun damai!  Di sanalah saudara dan saya akan berada, jika kita tetap garam yang asin, tetap teguh beriman sampai garis akhir!  Haleluya!

Dibuang, Diinjak
“Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: “Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.   Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya” – Wahyu 11:1-2. 
Yang pertama-tama diukur adalah Bait Suci Allah!  Bukan bangunan atau organisasi gereja, melainkan “Ekklesia”, yaitu orang-orang percaya; mereka yang telah dipanggil keluar dari kegelapan; saudara dan saya!  Setiap orang percaya akan diukur, dan ukuran yang dipakai untuk mengukur ialah Yesus – Efesus 4:13.

Yang tidak memenuhi ukuran; garam yang tak lagi asin, dibuang ke dalam masa aniaya besar dimana Antikristus memerintah 42 bulan (= 3½ tahun) lamanya.

Syukur kepada Tuhan.  Dia menjadikan saudara dan saya garam yang sangat dibutuhkan dunia.  Namun, untuk masuk ke dalam perhentian Allah, garam harus tetap asin!  Jika tidak, ia akan dibuang dan diinjak-injak dalam masa 3½ tahun aniaya.

Tuhan kitanya tolong tak seorangpun di antara kita yang didapati tidak lagi asin; tidak memenuhi ukuran Kristus!
Tuhan Yesus memberkati! 

Must Read