HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanPengharapan Jendela Perjanjian

Pengharapan Jendela Perjanjian

(Abraham) tidak bimbang karena ketidakpercayaan, … .(Roma 4:20)

Janji-janji adalah pengharapan dari hati kita. Keamanan dan kesejahteraan seorang anak kecil bergantung sepenuhnya pada janji orang tua untuk memelihara dan menjaganya. Sepasang suami istri dapat hidup dengan kepercayaan penuh karena ikatan perjanjian dari kesetiaan, loyalitas dan kasih. Bisnis mengandalkan janji-janji dari para karyawan, bagian penjualan dan nasabah. Sayang sekali, banyak kebulatan tekad dan perhubungan yang baik terpatahkan dan gagal dalam segala situasi itu oleh ketiadaan pemeliharaan perjanjian.

 

Tetapi ada Satu Pembuat Janji, betapapun, yang dapat dipercayai seutuhnya serta tanpa rasa takut. Dan yang Satu itu adalah Allah! Dia mengaruniai kita ratusan bahkan ribuan janji di dalam firman-Nya, dan Dia mempertanggungjawabkan setiap janji daripadanya. Bila ada seseorang yang mempunyai alasan untuk takjub melihat apakah Allah dapat dan akan pegang janji, orang itu ialah Abraham. “Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, … .” (Roma 4:18). Kita tahu apa yang Allah janjikan kepadanya – bahwa ia dan istrinya akan memiliki seorang anak ketika mereka berdua telah lewat berumur 90 tahun –  tidak akan terjadi tanpa intervensi Allahi.

Apakah Anda melihat dan mencari kepada pengharapan? Selidikilah firman Tuhan dengan tekun dan teliti, dan tuntutlah/klaim janji-janji Allah yang dikenakan kepadamu. Janji-janji sesungguhnya adalah pengharapan dari hati, dan Allah senantiasa pegang janji-Nya. Masa depan selalu nampak cerah, bila dipandang melalui jendela pengharapan dari janji-janji Allah. (nvdk)

Doa: Janji-Mu adalah pengharapanku, ya Allah. Aku percaya kepada-Mu sebab Engkau tiada pernah berdusta. Amin.

Must Read