Dipercaya oleh Allah

“… Baik sekali perbuatanmu itu,… engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar… (Matius 25:23)

Setiap manusia terlahir mengemban sebuah tanggung jawab. Sejak Allah menciptakan manusia pertama, hal ini sangat kelihatan. Setelah membentuk manusia pertama yaitu Adam dan Hawa, Allah meletakkan mereka di taman Eden dengan satu tugas. Mereka yang akan mengusahakan dan memelihara taman itu (Kejadian 2:15). Mengusahakan dan memelihara merupakan bukti adanya sebuah kepercayaan dari Allah, di mana mereka harus bertanggung jawab melaksanakan tugas tersebut. Tentu saja yang mereka kerjakan itulah wujud dari pertanggung jawaban.

Dalam realitas hidup kita, sejak kecil rasa tanggung jawab mulai diterapkan pula dalam keluarga. Seorang anak diberi tanggung jawab sesuai kemampuannya. Memasuki usia produktif, menerima kepercayaan besar sesuai skil, talenta, dan panggilan hidup. Bukan kebetulan Firman Tuhan menuliskan, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10).

Yusuf, ia melewati proses yang cukup berat. Terpisah dengan orangtua karena ulah saudara-saudaranya,  dijual sebagai budak, difitnah oleh majikannya yaitu isteri Potifar sehingga di penjara. Setiap proses dilewatinya dengan keyakinan, Allah sedang berperkara dalam setiap kenyataan pahitnya, untuk sebuah tugas yang besar di kemudian hari (Kejadian 45:5-8). Terbukti, Yusuf menjadi seorang penguasa di Mesir atas wewenang Firaun.

Daud, anak dari Isai yang bertugas mengembalakan domba ini, terbiasa bertarung dengan binatang buas yang mengusik keamanan domba gembalaannya. Daud tidak takut terhadap berbagai ancaman atas nyawanya, saat menggembalakan ternak ayahnya. Ternyata, ia diciptakan bermental tangguh, sebab kelak ia yang akan menumbangkan musuh terbesar Saul. Dan bahkan Daud sendiri sesuai dengan waktu yang tetapkan Allah menjadi pemimpin Israel (1 Samuel 17).

Beberapa kisah hidup ini memperlihatkan kepada kita bahwa setiap proses, pembentukan, dan kemampuan yang diberikan Tuhan dalam memperlengkapi seseorang, hal itu merupakan tahap Dia memercayakan  sebuah tugas. Nah, bila Tuhan memperlengkapi dan memercayai kita, apakah kita menjadi orang yang dapat Ia percaya? Jadilah pribadi yang bertanggung jawab. (lr)

Doa: “Tuhan Yesus, aku mau mengikuti setiap proses yang Engkau izinkan terjadi dalam hidupku. Aku percaya Engkau akan memberi tanggung jawab besar kelak. Ajar aku juga untuk melakukan semua tugas tanggung jawabku dengan setia. Amin.”

Must Read