Roh-Nya Hidupkan Rohku

Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 1 Petrus 3:4

Sebagai karya agung Tuhan manusia diciptakan dengan kesamaan-kesamaan seperti seorang Bapa dan anaknya, yang oleh Alkitab dipakai pembahasaan “menurut gambar dan rupa Allah” (Kejadian 1:26-27). Kesamaan-kesamaan tersebut tidak hanya mencakup kesempurnaan/ keutuhan manusia secara fisik saja, melainkan juga kelengkapan non-fisik. Kitab Bilangan 16:22 dan Ibrani 12:9 memberikan kita fakta bahwa salah satu kelengkapan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya adalah “memiliki roh”. Roh pada manusia merupakan nafas Allah yang dihembuskan-Nya ke hidung manusia itu sehingga ia menjadi makhluk yang hidup (Kejadian 2:7). Roh inilah yang memungkinkan manusia menerima apa yang berasal dari Allah (1 Korintus 2:14). Dr. James R. Graham berkata bahwa “tempat beraktivitasnya Roh Kudus, dan bagian manusia yang menarik Tuhan adalah roh manusia”.

Narasi Paulus di 1 Korintus 2:10-16, menjelaskan bahwa roh manusia mempunyai pengetahuan terhadap dirinya sendiri, sebagaimana Allah dengan Roh-Nya juga memiliki pengetahuan tanpa batas terhadap segala sesuatu (1 Korintus 2:11). Kenyataan ini mengandung pengertian bahwa datangnya segala kemampuan berpikir, menyelidiki dan mempertimbangkan berasal dari roh, sebagaimana pengakuan Elihu “tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian” (Ayub 32:8). Melalui rohnya orang Kristen melayani dan memuji Allah. Paulus bersaksi: “Karena Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil Anak-Nya, adalah saksiku” (Roma 1:9). Kata “segenap hatiku” menunjukkan pentingnya kontribusi roh dalam melaksanakan dan menyelesaikan pelayanannya. Paulus sadar dan yakin bahwa kelayakan dan kemuliaan pelayanannya terjadi berkat adanya roh yang memberikannya hikmat untuk menunaikan tugasnya secara tepat dan benar, sesuai kehendak Allah.

Demikian juga Yesus sendiri berkata: “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24). Pesan Yesus ini mengandung perintah bahwa seseorang yang hendak menyembah Allah mutlak dibarui rohnya (dan jiwanya) agar penyembahannya tulus dan apa adanya, serta dipisahkan/ dibedakan dengan penyembahan-penyembahan secara lahiriah/ ritual saja. Itu sebabnya penting bagi seorang Kristen untuk “lahir baru”, karena banyaknya pelayanan yang kita berikan kerap kali sudah cenderung ritualistik (atau sudah menjadi kebiasaan saja), tanpa adanya sentuhan hadirat Allah. Roh manusia membutuhkan “kelahiran baru” sebelum bisa mengerti hal dari Tuhan. Natur roh manusia harus diperbaharui sebelum mengerti tentang Tuhan. Saat kesadaran untuk berserah diri ditindak-lanjuti, Roh Kudus berdiam dalam roh manusia. Dan saat hal itu terjadi kita akan mengetahuinya, sebagaimana Paulus berkata: “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Roma 8:16).

Sebaliknya orang yang belum lahir baru tidak mampu mengerti hal dari Tuhan, seperti reaksi anjing untuk menghargai hal suci, atau babi menghargai mutiara. Kita membaca bahwa “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya” (2 Pet. 2:22). Ini terjadi karena anjing adalah anjing dan babi adalah babi. Tidak ada satupun kegiatan agama atau gereja bisa mengubah roh orang yang belum lahir baru. Dr. G. Campbell Morgan berkata, “jika dari belas kasihan yang salah anda mengijinkan manusia duniawi menyentuh hal kudus, untuk memegang mutiara Kerajaan, akhirnya mereka akan berbalik dan memecah anda.”  Inilah seluruh keruntuhan sejarah kekristenan, hal dimana kekristenan hancur. Kita memberikan hal kudus kepada anjing. Kita membuang mutiara Kerajaan kepada babi.” Pelayanan Gereja Kristus tidak boleh dipercayakan pada orang yang belum lahir baru, karena “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” (Yohanes 3:6).

Jika filsafat dan pendidikan aliran Materialistis mengatakan bahwa roh manusia adalah udara untuk bernafas, dan tubuh manusia tempat kepribadiannya. Maka kita tidak seperti itu. Roh manusia adalah kepribadianya dan itu yang membedakan kita dari ciptaan lainnya. (hjvdk)

Doa: Roh-Mu ya Tuhan, adalah penuntun dan gairah hidupku. Bekerjalah lebih dalam lagi di diriku. amin.

Previous article
Next article

Must Read