Semangat yang Baru

Bila aku berpikir: Aku hendak melupakan keluh kesahku, mengubah air mukaku, dan bergembira. (Ayub 9:27)

Ketika baru keluar dari sekolah Alkitab, saya merasa bagaikan seorang prajurit yang siap bertempur di medan perang. Membayangkan bahwa saya akan diterima sebagai kawan sekerja dari para hamba Tuhan yang senior. Namun yang saya alami justru sebaliknya. Penolakan demi penolakan bahkan pengkhianatan saya alami, bukan dari ‘musuh’ melainkan dari orang-orang yang saya anggap sebagai kawan sekerja. Hampir saja saya meninggalkan pelayanan kalau bukan karena Firman Tuhan yang telah mengingatkan dan menguatkan saya pada waktu itu.

Firman Tuhan banyak memberikan nasihat yang baik dalam kita menangani penolakan, penipuan, atau kegagalan yang sedang kita hadapi. Mungkin kita telah cukup banyak mengalami luka hati yang menahan kita untuk dapat maju. Tawar hati dan kemunduran rohani dapat menghilangkan sukacita apabila kita tidak berhati-hati menyikapinya. Bahkan kesuksesan sekalipun dapat membuat kita menjadi sasaran kritik dari rekan-rekan kita yang iri terhadap prestasi yang telah kita buat.

Karena itu berhati-hatilah dan tetap miliki semangat yang baru. Luka yang tersembunyi dalam hati dapat menyuburkan pikiran yang negatif. Seringkali luka yang paling menyakitkan bukanlah tanda bekas luka yang kelihatan dari luar, melainkan luka yang tersembunyi, yang berada jauh di kedalaman hati. Karena tersembunyi itulah, justru seringkali menjadi sangat berbahaya.

Dalam perjalanan iman kita, seringkali ada sekumpulan luka pribadi yang kemudian dapat mengikat jiwa kita seperti parasit yang akan melemahkan vitalitas hidup kita. Namun, kita tidak boleh membiarkan emosi-emosi negatif itu menguasai kita. Seperti Ayub, kita juga dapat berkata: “Aku hendak melupakan keluh kesahku, mengubah air mukaku, dan bergembira.” Dengan iman kita harus berusaha keras untuk dapat menerima luka hati kita dan minta pemulihan Tuhan. Bangkitkan suatu semangat yang baru serta dorongan untuk terus bertumbuh, hingga seluruh pikiran negatif yang sudah terpolusi akan mengalir keluar dari pikiran dan jiwa kita. (se)

DOA: “Bapa yang baik, tolonglah aku agar dapat menerima dan mengatasi setiap luka batin yang kualami. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read