HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 21 Januari 2018

Khotbah Minggu, 21 Januari 2018

MENGATASI STAGNAN ROHANI
Ayat Pokok: Ibrani 5:13
Oleh: Ev. Yermia M. Kristanto

Stagnan adalah suatu keadaan yang tidak ada kemajuan/progres. Dalam hal kerohanian artinya tidak ada pertumbuhan rohani. Ibrani 5:13 menyebutnya “anak kecil” yang masih memerlukan susu, bukan makanan keras (ay. 12). Ibarat pohon adalah pohon bonsai. Allah tidak menghendaki kita menjadi pohon bonsai; pohon yang tidak bisa tinggi, tidak bertumbuh. 1 Korintus 3:3 mengatakannya “manusia duniawi”; hidup secara duniawi.

Apa yang menyebabkan rohani kita stagnan?
Hidup nyaman, tidak ada tantangan. Itulah yang diinginkan bangsa Israel. Di sepanjang perjalanan menuju tanah perjanjian dipenuhi dengan sungut-sungut kepada Tuhan. Akibatnya, Tuhan membiarkan mereka mengembara di padang belantara selama 40 tahun. Generasi pertama bangsa Israel tidak bisa masuk ke tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka.

Bagaimana cara mengatasi stagnan rohani?

1. Tinggalkan masa lalu
Bangun hubungan yang intim dengan Tuhan sehingga kita dapat mendengar petunjuk-Nya. Jangan terlena dengan keindahan masa lalu karena Tuhan mempunyai rencana yang berbeda di setiap masa.

2. Mulailah masa depan
Masa depan haruslah di mulai dari sekarang. Firman Tuhan berkata bahwa jika kita menabur baik pada hari ini, pada masa depan kita akan menuai buahnya. “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9).

3. Jangan menengok ke belakang
Untuk hal ini rasul Paulus telah memberikan contoh yang baik sebagaimana dikatakannya dalam Filipi 3:13-14, “… aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

Abraham, meninggalkan zona nyaman Ur-Kasdim dan tidak pernah menengok ke belakang. Ia berjalan menuju tanah perjanjian dengan percaya mengikuti petunjuk Tuhan.

Petrus dapat berjalan di atas air dengan memandang kepada Yesus yang ada di depannya.

“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” (Amsal 3:5). Niscaya hidup kerohanianmu tidak stagnan. Puji Tuhan! Tuhan Yesus memberkati saudara.

Must Read