HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 14 Juli 2019

Khotbah Minggu, 14 Juli 2019

KEHIDUPAN YANG DIBAHARUI
Ayat Pokok: 2 Korintus 5:17
Oleh: Pdm. Edwin Tanalisan

Dalam ayat pokok dikatakan: “Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Setiap manusia pada dasarnya ingin adanya perubahan di dalam kehidupannya, baik secara social maupun ekonomi. Namun perlu disadari bahwa hidup kita di dunia ini hanya bersifat sementara saja; suatu hari kelak kita akan meninggalkan dunia ini.

Jadi yang lebih penting adalah perubahan secara rohani; iman kita bertumbuh, tidak lagi hidup dalam kehidupan yang lama karena hidup kita sekarang adalah ciptaan baru! Rasul Paulus dalam Filipi 1:22 berkata, “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.”

Sikap hidup orang yang dibaharui


• Berserah diri kepada Tuhan
Abraham, waktu dipanggil keluar oleh Tuhan, usianya sudah tua. Tetapi ke manapun Tuhan utus dia, dia tetap jalan dan melakukannya sesuai dengan kehendak Tuhan.Abraham, waktu dipanggil keluar oleh Tuhan, usianya sudah tua. Tetapi ke manapun Tuhan utus dia, dia tetap jalan dan melakukannya sesuai dengan kehendak Tuhan.

• Rendah hati
Yesus, adalah Allah, tetapi Dia tidak mempertahankan ke-Allah-annya. Dia merendahkan diri-Nya sebagai seorang hamba. “… yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Filipi 2:6-8).


• Tidak egois
Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang egois. Tetapi Tuhan mengajar kita untuk mendahulukan orang lain. Kolose 3:23 mengatakan bahwa “Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”

Jadi mendahulukan orang lain, artinya kita melayani orang lain, dan melayani orang lain artinya sama saja kita melayani Tuhan. “Kristus adalah Tuan dan kamu hamba-Nya” (ay. 24). Jadi selayaknyalah kita sebagai hamba melayani Tuhan yang adalah tuan.

Selanjutnya ayat itu berkata, “Kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.” Haleluyah! Kita akan menerima upah dari apa yang kita perbuat untuk Tuhan. “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”

Amin! Tuhan Yesus memberkati.

Previous article
Next article

Must Read