Creatio Ex Nihilo

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-raja 18:9-37; 19:1-37; Mazmur 46, 80, 135

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (Kejadian 1:1)

Kita tentu pernah mendengar ungkapan dari bahasa Latin ini: ‘creatio ex nihilo’. ‘Creatio’ sendiri berarti penciptaan, sementara ‘ex nihilo’ bermakna dari ketiadaan. Jadi ‘creatio ex nihilo’ adalah menciptakan dari ketiadaan. Siapakah yang dapat melakukan ‘creatio ex nihilo’? Jawabannya tentu hanya Allah.

Kejadian 1:1 dijelaskan kembali oleh Ibrani 11:3 yang mengatakan: “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.” Allah berfirman, maka alam semesta yang kita lihat sekarang ini telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Alam semesta dijadikan dari ketiadaan oleh Allah. Apakah akal budi kita yang dipenuhi oleh hukum logika dapat menerima fakta itu? Sama sekali tidak! Ibrani 11:3 menegaskan: “Karena iman kita mengerti.” Hanya iman yang dapat mengerti ‘creatio ex nihilo’.

Manusia banyak menjumpai hal-hal yang tidak dapat dikerjakan atau diselesaikan dengan akal budinya. Beberapa orang pergi kepada mereka yang dianggap lebih berhikmat untuk menyelesaikan persoalan mereka. Karena hikmat manusia terbatas, tetap ada saja yang tidak dapat terselesaikan. Yang lain berkata: “Inilah saatnya untuk datang kepada Allah.” Lalu manusia mulai berdoa kepada Allah. Manusia memohon pertolongan dan jalan keluar.

Allah yang sanggup menjadikan dari yang tidak ada, pasti sanggup pula menolong kita. Tetapi Ia tidak dapat dijangkau dengan kata-kata doa saja. Dibalik semua kata-kata doa permohonan kita, Ia mencari iman kita. Sia-sia semua kata-kata indah doa kita, bila di dalamnya tidak ada iman. Iman kita berkata: “Allah sanggup!” Tetapi pikiran kita berkata: “Bagaimana caranya?” Kalau akal budi kita ternyata tidak dapat memahami ‘creatio exnihilo’, maka pikiran kita harus berhenti bertanya dan memikirkan: “Bagaimana cara Allah melepaskan kita?” Sebaliknya gunakanlah pikiran kita untuk sepakat dengan iman kita. Bila iman dan pikiran kita sejalan, maka ‘karena iman kita mengerti’: “Allah sanggup buat jalan saat tiada jalan.” Kita pasti akan melihat sesuatu yang mustahil terjadi. Haleluya! (tw)

DOA : “Tuhan Yesus, betapa sering pikiranku menghambat imanku. Hari ini aku mau belajar untuk menaklukkan pikiranku agar bersepakat dengan imanku. Amin.”

Must Read