Kelemahlembutan

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 1-4

Tetapi buah Roh ialah: .., kelemahlembutan, … Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Galatia 5:22-23)

Kelemahlembutan sebagai buah Roh adalah sikap hati. Ini tidak sama maknanya dengan lemah lembut dalam bertutur kata atau lemah gemulai seperti seorang penari. Ketika seseorang memutuskan untuk hidup dipimpin oleh Roh, maka dari dalam hidupnya akan menghasilkan karakter kelemahlembutan atau hati yang lembut.

Kitab Bilangan 12:3 mencatat Musa adalah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. Musa bukanlah seorang yang tutur katanya lemah lembut atau gerak tubuhnya lemah gemulai. Sebaliknya Musa adalah seorang yang tegas, lugas dan keras terhadap Israel bangsa yang dipimpinnya untuk menuju Tanah Perjanjian Kanaan. Frasa ‘sangat lembut hatinya’ dalam Alkitab Terjemahan Baru oleh Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) digunakan frasa ‘sangat rendah hati’, sementara Alkitab Firman Allah yang Hidup (FAYH) menulis ‘paling rendah hati’. Jadi hati yang lembut erat kaitannya dengan kerendahan hati terutama di dalam merespon firman Allah.

Lawan dari lembut hati adalah keras hati. Antagonis dari Musa adalah Firaun. Alkitab dalam Kitab Keluaran mencatat ada 6 kali Firaun mengeraskan hati terhadap firman Tuhan yang meminta agar ia mengizinkan orang Israel beribadah kepada Tuhan di padang gurun. Ganti dari Firaun yang mengeraskan hati, Allah yang kemudian mengeraskan hati Firaun. Bila Allah mengeraskan hati manusia, adakah kuasa yang dapat melembutkannya? Tidak ada! Seperti Firaun, orang yang hatinya dikeraskan oleh Tuhan akan berakhir dalam kebinasaan.

Allah ingin agar kita memiliki hati yang lembut terhadap firman-Nya seperti Musa. Sebuah hati yang taat kepada firman Tuhan. Tidak ada cara lain untuk mendapatkan hati yang lembut atau kelemahlembutan selain hiduplah oleh Roh. Tanda dari seseorang yang hidup oleh Roh adalah hidupnya dipimpin oleh Roh. Sudahkah kita memberi diri untuk dipimpin oleh Roh? Roh Kudus yang berdiam dalam kita senantiasa ingin menuntun hidup kita ke dalam seluruh kebenaran Allah. Haleluya! (tw)

DOA : “Tuhan Yesus, teruslah ingatkan aku agar mau memberi diri untuk dipimpin oleh Roh-Mu. Agar dapat berkata “YA” kepada kehendak-Mu. Amin.”

Must Read