Sakit dan Nyaris Mati

Memang benar ia sakit dan nyaris mati, tetapi Allah mengasihani dia, dan bukan hanya dia saja, melainkan aku juga, supaya dukacitaku jangan bertambah-tambah. (Filipi 2:27)

Saya pernah melewati pengalaman sakit dan nyaris mati. Tahun 2012 saya menempuh pendidikan di SAM (Sekolah Alkitab Merauke). Di suatu siang setelah mengikuti sesi belajar, saya terbaring di tempat tidur dan merasa sesak nafas. Tiba-tiba badan saya menjadi sangat dingin dan udara yang dapat dihirup rasanya sangat sedikit. Nafas saya pun tersendat-sendat. Perlahan-lahan badan mulai kejang-kejang dan akhirnya saya tidak sadarkan diri. Kurang lebih selama 30 menit saya tidak ada nafas. Teman-teman di asrama putri mulai menangis, mereka semua berdoa meminta pertolongan Tuhan. Puji Tuhan, mujizat terjadi. Saya kembali sadar dan bernafas dengan lega. Bahkan sampai saat ini saya tetap dalam keadaan baik.

Membaca tulisan Paulus melalui nats hari ini, saya langsung mengingat pengalaman yang pernah saya alami. Walau kejadiannya sama, sakit dan nyaris mati, saya tidak sama seperti Epafroditus. Epafroditus dicatat nyaris mati karena pekerjaan Kristus. Ia mempertaruhkan jiwanya dalam pelayanan (Filipi 2:30). Tetapi dari setiap perkara yang dialami kita menyaksikan kemahakuasaan Allah dalam hidup kita dan kasih karunia-Nya menyelamatkan.

Sakit penyakit yang kita alami tidak akan pernah mempengaruhi keputusan Tuhan. Ia berdaulat dan memiliki hak penuh mengaruniakan hidup bagi siapa yang diinginkan-Nya. Kasih karunia-Nya sangat besar bagi orang percaya. Di setiap peristiwa mujizat terjadi, pasti kuasa dan nama Tuhan yang dibicarakan. Tuhan diagungkan dan dimuliakan oleh setiap mereka yang mengalami mujizat. Tuhan memang menginginkan hidup kita untuk menjadi saksi akan kebesaran-Nya. Kita masing-masing memiliki panggilan untuk melayani Tuhan melalui cara yang dikehendaki-Nya. Kesetiaan kita dalam memegang dan menjalankan panggilan kasih karunia Tuhan ini akan mewujudkan iman yang tangguh melawan hal apapun yang merintangi pelayanan kita.

Melayani Tuhan adalah anugerah bagi setiap kita. Saat sakit penyakit menghampiri jangan hal itu melemahkan iman kita. Tetapi bangkitkanlah pengharapan sehingga kita tetap berjalan menuju sasaran utama kita, yaitu panggilan Tuhan dalam hidup kita. (ma)

DOA : “Tuhan Yesus terima kasih atas panggilan kasih karunia-Mu dalam hidupku. Kutahu bahwa sakit apapun tidak akan berkuasa atas hidupku. Kupercaya mujizat-Mu terjadi. Amin.”

Must Read