Kekuatan dan Kasih

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. (2 Tim 1:7)

Roh Allah di dalam kita membangkitkan kekuatan. Antara lain kekuatan untuk menegur kesalahan dan dosa orang. (2 Samuel 12:1-14). Mikha 3:8 berkata, “Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya.” Juga kekuatan untuk berbicara, atau memperkatakan iman. Yaitu perkataan iman yang dapat memindahkan berbagai gunung kesulitan dan persoalan. Matius 17:19-20 menulis, “… Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”

Roh Allah dalam kita juga membangkitkan kasih. Kasih di sini adalah Agape (kasih Allah). Dengan kasih level tertinggi inilah Allah mengasihi saudara dan saya. Yang menjadi pertanyaan ialah: Apa yang dilihat Allah dalam diri manusia hingga Ia jatuh cinta pada manusia yang sudah rusak akibat dosa? Dalam Lukas 10:30-35 Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang seorang Samaria yang baik hati. Melihat saudara sebangsanya tergeletak di pinggir jalan dalam keadaan babak belur dan setengah mati, seorang imam dan seorang Lewi sama sekali tak tergugah dan tak tergerak untuk menolong. Alkitab mencatat kedua orang itu melewatinya dari seberang jalan.

Sikap imam dan orang Lewi yang harusnya menjadi panutan, bertolak belakang dengan sikap orang Samaria yang tidak bersahabat dengan orang Yahudi. Ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia membalut luka-lukanya, menyiraminya dengan minyak dan anggur. Lalu menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri dan membawanya ke penginapan dan merawatnya. Masih belum cukup, Alkitab mencatat, keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan, seraya berkata, “Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.”

Luar biasa! Tanpa pikir panjang, tanpa mempertimbangkan untung dan rugi atau memandang ras, warna kulit, atau kedudukan, orang Samaria ini langsung bertindak, menolong orang yang sedang sekarat itu, dan menolongnya sampai tuntas. Inilah wujud kasih Allah dalam tindakan. (ahm)

DOA : “Tuhan Yesus, ajarlah aku mengasihi seperti Engkau mengasihi. Bukan hanya ucapan semata tetapi diwujudkan dalam tindakanku kepada sesama. Amin.”

Must Read