Sukacita dari Tuhan

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan. (Gal 5:22)

Ada tiga jenis sukacita yang dapat kita peroleh. Pertama, sukacita jasmaniah, yaitu sukacita yang dialami seseorang karena secara jasmaniah tercukupi. Seperti kebutuhan sehari-hari yang tercukupi. Kedua, sukacita emosional, yaitu sukacita yang dialami seseorang karena mengalami perasaan hati yang tenang, nyaman dan tidak dilukai orang lain. Ketiga, sukacita rohaniah, yaitu sukacita yang tidak bergantung pada keadaan dan perasaan hati. Sukacita ini tidak dibuat-buat tetapi dicari-cari semua orang karena sukacita ini datangnya dari Tuhan Yesus Kristus.

Kata sukacita dalam ayat di atas disalin dari kata ‘khara’ dalam bahasa Yunani. Diterjemahkan dalam berbagai ragam, seperti: sukacita, gembira, bahagia, kesukaan dan kegirangan. Makna utama dari kata ‘khara’ ini adalah kegembiraan yang meluap-luap dan mendalam yang timbul dari hubungan pribadi kita dengan Allah. Kata ‘khara’ tidak sama atau berbeda dengan sukacita duniawi, sebab sukacita jenis ini dikerjakan oleh Allah sendiri.

Rasul Paulus ketika menuliskan surat kepada jemaat di Galatia dalam keadaan yang tidak baik. Paulus dalam keadaan tertekan karena pemberitaan Injil. Ia dimusuhi oleh banyak orang, bahkan penjara selalu siap menampungnya. Kenyataan ini membuat sejatinya Paulus tidak dapat bersukacita. Jadi jika Paulus dapat bersukacita dalam kesukarannya, maka itu berarti sukacita yang dialaminya tidak berasal dari dirinya atau kondisi yang sedang dialaminya. Melainkan sebuah sukacita yang dikerjakan oleh Allah di dalam hatinya dan terpancar keluar melalui hidupnya. Sukacita ini rasul Paulus terima karena ia memiliki hubungan yang baik dengan Bapa di sorga. Ia adalah pribadi yang berkenan dan tahu menyenangkan hati kepada Bapa.

Sukacita inilah yang seharusnya juga ada dalam hidup kita. Sebab sukacita ini akan memberikan dampak yang luar biasa dalam kehidupan kita. Sukacita ini dapat memberikan ketenangan meskipun kita berada di tengah badai kehidupan. Sukacita ini dapat kita peroleh bila hubungan kita dengan Bapa di sorga baik. Oleh karena itu selama ada waktu, marilah kita hidup melakukan kehendak Bapa di sorga. (aa)

DOA : “Tuhan, berikanlah kepadaku sukacita-Mu. Sukacita yang dapat memberikan ketenangan sekalipun badai kencang menerpa hidupku. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read