Karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. (Ibr 11:25)
Suratan Ibrani pasal 11 menuliskan tentang tokoh-tokoh iman dari jaman ke jaman dengan segala karakteristiknya. Salah satu yang dicatat adalah Musa. Musa merupakan salah satu tokoh yang sangat dicintai dan dihormati sampai saat ini oleh orang-orang Yahudi. Hari ini, marilah kita pelajari hal-hal yang baik dari seorang Musa.
Dalam nats kita, firman Allah mencatat bahwa Musa adalah orang yang mempunyai pribadi yang luar biasa. Ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Saat Musa hidup di istana Firaun, ia mendapat fasilitas lengkap dan punya akses kepada kemewahan serta memiliki kekuasaan yang besar. Musa dapat melakukan apa saja yang diinginkan hatinya. Namun semua itu tidak memuaskan hatinya. Musa memilih meninggalkan semua itu. Musa memilih untuk hidup dalam panggilan Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya.
Jika kita sejenak melihat kepada situasi dunia ini, maka kita akan menjumpai begitu banyak tawaran-tawaran yang menyenangkan bagi daging ini. Indah dan nampaknya enak untuk dicoba. Karenanya tidak sedikit anak-anak Tuhan terjerat pada keinginan-keinginan daging yang ditawarkan oleh dunia ini. Akibatnya mereka hidup bergelimang dosa dan jauh dari kasih karunia Allah. Firman Allah menjelaskan dengan tegas bahwa kenikmatan dunia atau daging hanyalah sementara dan pasti membawa kepada dosa, serta akhirnya mendatangkan kebinasaan bagi kita.
Sebab itu, marilah kita teladani Musa. Bila Musa dapat meninggalkan segala keinginan duniawi beserta dengan segala kesenangannya yang sementara itu untuk hidup dalam kehendak Allah, mestinya kita pun dapat melakukannya. Walaupun harus diakui, akan ada banyak hal yang harus dihadapi dan dikorbankan dalam hidup kita ketika melakukannya. Namun hal itu justru akan membawa kita kepada kehidupan yang menyenangkan hati Allah serta membawa kita kepada hidup yang kekal. Kiranya Roh Kudus memampukan kita untuk kuat dalam melakukan kehendak-Nya. (aa)
DOA: “Tuhan Yesus, aku mau hidup meneladani Musa. Aku memilih untuk hidup mengikuti kehendak-Mu. Tuntun dan tolonglah aku. Amin.”