Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan. (Luk 2:12)
Dalam setiap ibadah perayaan Natal saya selalu melihat ada drama, fragmen atau pertunjukkan yang megah tentang kelahiran Tuhan Yesus Kristus ke dalam dunia ini. Mata saya selalu tertuju kepada bayi yang baru lahir terbungkus dengan kain dan kain yang dipakaikan adalah kain yang bagus, rapih dan mahal harganya.
Nats di atas memberikan informasi kepada kita bahwa bayi Yesus dibungkus dengan kain lampin. Kain lampin merupakan kain yang sangat sederhana. Sebab: pertama, kain lampin adalah kain bekas yang dipakai untuk membersihkan anak domba yang baru lahir. Kain lampin juga digunakan untuk melindungi bayi domba yang baru lahir dari benturan yang bisa membuatnya cacat. Bayi domba yang dibungkus dengan kain lampin lalu diletakkan di dalam palungan yang berisikan jerami. Domba dengan perlakukan seperti ini biasanya dipersiapkan untuk menjadi domba korban yang tidak boleh ada cacatnya. Kedua, kain lampin adalah kain kusam yang dijadikan sebagai alas duduk di punggung keledai. Dalam perjalanan Yusuf dan Maria memang tidak membawa perlengkapan kelahiran bayi. Kain lampin di punggung keledai kemudian dijadikan alas palungan sekaligus selimut penutup tubuh bayi Yesus.
Dari fakta tersebut maka jelaslah bahwa kelahiran Yesus penuh dengan kesederhanaan. Yesus lahir bukan di tempat yang mewah dan dibungkus dengan kain yang layak. Yesus lahir di kandang domba, dibaringkan di dalam palungan dan terbungkus kain lampin. Oleh karena itu, marilah kita merayakan kelahiran Yesus tidak dengan berlebihan, tidak dengan perilaku konsumtif dan glamor. Mata dunia tertuju kepada kita. Dunia memperhatikan, apakah kita merayakan kelahiran Yesus dengan benar atau tidak.
Merayakan Natal dengan kesederhanaan sebenarnya adalah hakikat dari Natal itu sendiri. Biarlah pada Natal tahun ini kita juga mau menunjukkan kasih Allah kepada mereka yang memerlukan kasih Kristus. Berbagi kasih dengan mereka yang hidup dalam kekurangan dan dengan mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kiranya Roh Kudus memberikan kekuatan bagi kita untuk memahami hal ini. (aa)
DOA: “Tuhan Yesus, aku mau belajar sederhana dalam merayakan Natal tahun ini. Aku juga mau berbagi kasih dengan mereka yang membutuhkan. Amin.”